C++
diciptakan untuk mendukung pemrograman berorientasi pada objek (Object Oriented
Pragramming/OOP) yang tidak dimiliki C. sementara C merupakan bahasa pemrograman
terbaik dilingkungannya, bahasa ini tidak T. Pemrograman Terstruktur 2 memiliki kemampuan OOP. Reputasi C tidak
diragukan lagi dalam menghasilkan program .EXE berukuran kecil, eksekusi yang
cepat, antarmuka (interfacing) yang sederhana dengan bahasa lain dan
fleksibilitas pemrograman. Apa yang membuat C tampak sukar dipelajari mungkin
karena tiadanya pemeriksaan tipe. Sebagai contoh, dapat mencampur bilangan
bulat dengan string untuk menghasilkan karakter. Namun, justru disitu letak
fleksibilitas C, dapat mengolah data C sebebas mengolah data dalam bahasa
assembly.
1. BORLAND
C++
Dibandingkan compiler C++ yang lain,
Borland C++ memiliki keunggulan terutama dalam hal kecepatan dan efisiensi
kompilasi. Disamping itu, Borland C++ mendukung beberapa system operasi yaitu
DOS, Windows 16bit (Window 3.0) dan windows 32 bit (Windows NT). Meskipun demikian compiler Borland C++ juga
memiliki kelemahan bila dibandingkan compiler C++ yang lain, misalnya :
pemrograman dengan Borland C++ terutama yang menyangkut tampilan jauh lebih
sulit daripada pemrograman dengan Microsoft Visual C++.
2. Membuat
File Editor
File editor merupakan File program yang
dapat dikompile dan dijalankan untuk menampilkan hasilnya serta mempunyai
ekstensi. CPP.
Cara mengaktifkannya ó
klik menu file -> klik New -> text Edit
3. Menyimpan
File Editor
Setelah selesai mengetikan naskah
program yang baru pada jendela text Edit, maka selanjutnya disimpan dengan cara
:
·
Klik Menu File -> Save
·
Menekan HotKey Ctrl + KS
Pada Borland C++ 5.02 terdapat tiga cara
menyimpan file editor. Diantaranya yaitu :
Save ó
digunkan untuk mnyimpan file program pada jendela yang sedang aktif kedalam
disk. HotKey yang ada bisa gunakan untuk menyimpan dengan menekan tombol Ctrl +
KS.
Save As ó digunkan untuk
mnyimpan File Program pada jendela yang sedang aktif kedalam disk dengan nama
file yang berbeda.
Save All ó digunakan untuk
mnyimpan semua file program pada jendela yang sedang aktif kedalam disk.
4. Menterjemahkan
Program
Proses compile merupakan suatu proses
menterjemahkan program dari bahasa manusia kedalam bahasa yang dimengerti oleh
computer yaitu bahasa mesin :
Caranya adalah :
·
Klik menu project -> Compile
·
Menekan Hotkey Alt + F9
5. Menjalankan
Program
Proses run merupakan suatu proses
menterjemahkan program, melakukan proses linking, membuat file eksekusi ( .exe)
dan sekaligus menjalankan program.
Caranya adalah :
·
Klik menu Debug -> Run
·
Menekan HotKey Ctrl + F9
6. Membuka
File Editor
Membuka atau memanggil file editor yang
sudah pernah dibuat, dengan cara : klik menu file -> open.
7. Mencetak
File Editor
Mencetak program pada jendela yang
sedang aktif dengan cara klik Menu File -> Print.
8. Keluar
dari Borland C++ 5.02
Keluar dari aplikasi Borland 5.02 dengan
cara file -> exit
B. Struktur Program C++
Pada
Borland C++ mempunyai enam model memori untuk program dan data. Model-model
memori tersebut adalah :
1. Model
Tiny
Model memori yang mnyediakan jumlah
memori untuk program dan data tidak lebih dari 64 Kb.
2. Model
Small
Model memori yang menyediakan jumlah
memori untuk masing-masing program dan data tidak lebih dari 64 Kb.
3. Model
Medium
Model memori yang menyediakan jumlah
memori untuk program tidak lebih dari 64 Kb dan data tidak lebih dari 64 K.
4. Model
Compact
Model memori yang menyediakan jumlah
memori untuk program lebih dari 64 Kb dna data tidak lebih dari 64 K.
5. Model
Large
Model memori yang menyediakan jumlah
memori untuk program dan data lebih dari 64 K.
6. Model
Huge
Model memori yang menyediakan jumlah
memori untuk menyimpan satu jenis data.
C. Tipe data
Borland
C++ memiliki 7 tipe dasar yaitu seperti pada table dibawah ini:
Tipe Data
|
Ukuran Memori
|
Jangkauan
Nilai
|
Jumlah Digit
|
Char
|
1 Byte
|
-128 s.d 127
|
|
Int
|
2 Byte
|
-32768 s.d
32767
|
|
Short
|
2 Byte
|
-32768 s.d
32767
|
|
Long
|
4 Byte
|
-2,147,435,648
s.d 2,147,435,647
|
|
Float
|
4 Byte
|
3.4x10-38
s.d 3.4x10+38
|
5-7
|
Double
|
8 Byte
|
1.7x10-308
s.d 1.7x10+308
|
15-16
|
Long Double
|
10 Byte
|
3.4x10-4932
s.d 1.1x10+4932
|
19
|
Tipe
data tambahan, yang dimiliki oleh Borland C++ adalah Unsigned digunakan bila
data yang digunakan hanya data yang positif saja. Lihat pada table berikut ini
:
Tipe Data
|
Jumlah Memori
|
Jangkauan
Nilai
|
Unsigned
Integer
|
2 Byte
|
0-65535
|
Unsigned
Character
|
1 Byte
|
0-255
|
Unsigned Lond
Integer
|
4 Byte
|
0-4,294,967,295
|
D. Konstanta
Konstanta
adalah suatau nilai yang sifatnya tetap. Secra garis besar konstanta dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Konstanta
Bilangan
Konstanta bilangan dibagi menjadi tiga
kelompok antara lain :
a. Konstanta
bilangan bulat
Konstanta bilangan bulat adalah bilangan
yang tidak mengandung titik decimal.
Contoh : 1, 2, 3, 100
b. Konstanta
desimal berprestasi tunggal (Floating Point)
Konstanta Floating Point mempunyai
bentuk penulisan yaitu :
® Bentuk
desimal
Contoh : 5.57
® Bentuk
eksponensial/Bilangan berpangkat
Contoh : 4.22e3 => 4.22
c. Konstanta
Desimal Berprestasi Ganda (Double Precision)
Konstanta Double Precision, pada
prinsipnya sama seperti konstanta Floating Point, tetapi konstanta Double
Precision mempunyai daya tampung data lebih besar.
2. Konstanta
Teks
Konstanta teks dibagi dua kelompok
antara lain :
a. Data
Karakter (character)
Data karakter hanya terdiri dari sebuah
karakter saja yang diapit oleh tanda kutip tunggal ( ‘ ). Data karakter dapat
berbentuk abjad, angka atau notasi atau symbol.
Contoh : ‘Y’ ‘y’ ‘&’ dan lain-lain
b. Data
Teks (String)
Data String merupakan rangkaian dari
beberapa karakter yang diapait oleh tanda kutip ganda (“).
Contoh : “Virusland”, “Jakarta”, “Y” dan
lain-lain.
Ø Deklarasi
Konstanta
Bentuk deklarasi konstanta diawali dengan reserved
word const. bentuk penulisannya sebagai berikut :
Const
tipe_data nama_konstanta = nilia konstanta
Contoh : const int x = 89;
E.
Variabel
Variable
adalah suatu tempat menampung data atau konstanta dimemori yang mempunyai nilai
atau data yang dapat berubah-ubah selama proses program.
Dalam
pemberian nama variable, mempunyai ketentuan-ketentuan antara lain :
v Tidak
boleh ada spasi dan dapat menggunakan tanda garis bawah ( _ ) sebagai penghubung.
Contoh : gaji_bersih
v Tidak
boleh diawali oleh angka dan menggunakan operator aritmatika.
Variable dibagi menjadi
dua kelompok yaitu :
1.
Variable Numerik
Variable numeric ini
dibagi menjadi 3 macam :
§ Bilangan
Bulat
§ Bilangan
Desimal Berprestasi Tunggal atau Floating Point
§ Bilangan
decimal Berprestasi Ganda atau Double Precision
2.
Variable Text
§ Character
(karakter tunggal)
§ String
(untuk Rangkaian Karakter)
Ø Deklarasi
Variabel
Deklarasi variable
adalah proses memperkenalkan variable kepada Borland C++ dan pendeklarasian
tersebut bersifat mutlak karena jika tidak diperkenalkan terlebih dahulu maka
Borland C++ tidak menerima variable tersebut.
Deklarasi Variabel ini
meliputi tipe variable, seperti : integer atau character dan nama variable itu
sendiri setiap kali pendeklarasian variable haris diakhiri oleh tanda titik
koma ( ; ).
Berikut adalah
macam-macam tipe variable :
Tipe Variabel
|
Simbol
Deklarasi
|
Integer
|
Int
|
Floating Point
|
Float
|
Double
Precision
|
Double
|
Karakter
|
Char
|
Unsigned
Integer
|
unsigned int
|
Unsigned
Character
|
unsigned char
|
Long Integer
|
long int`
|
Unsigned Long
Integer
|
unsigned long
int
|
Bentuk penulisannya :
Tipe
data nama variable;
Contoh deklarasi :
char nama_mahasiswa;
char grade;
float` rata_rata;
int nilai;
F.
Perintah
Keluaran
Perintah
standar output yang disediakan oleh Borland C++ diantaranya adalah :
1.
Printf ()
Fungsi printf ()
merupakan fungsi keluaran yang paling umum digunakan untuk menampilkan
informasi kelayar.
Bentuk penulisannya
sebagai berikut :
printf
(“string-kontrol”, argument-1, argument-2,…);
string-kontrol dapat
berupa keterangan yang akan ditampilkan pada layar beserta penentu format.
Penentu format dipakai untuk memberi tahu compiler mengenai jenis data yang
dipakai dan akan ditampilkan. Argument ini dapat berupa variable, konstanta dan
ungkapan. Berikut ini adalah table penentu format printf ()
Tipe
data
|
Penentu Format
untuk printf( )
|
Integer
|
%d
|
Floating Point
Bentuk Desimal
Bentuk Baerpangkat
Bentuk Desimal dan Berpangkat
|
%f
%e
%g
|
Double
Precision
|
%1f
|
Character
|
%c
|
String
|
%s
|
Unsigned
Integer
|
%u
|
Long Integer
|
%1d
|
Long Unsigned
Integer
|
%1u
|
Unsigned
Hexadecimal Integer
|
%x
|
Unsigned Octal
Integer
|
%o
|
Contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main ()
{
int
a = 7;
char
b = ‘G’;
clrscr
();
printf
(“%c Merupakan Abjad Yang Ke- %d”, b,a);
}
a.
Penggunaaan Penentu Lebar Field
Bila ingin mencetak
atau menampilkan data yang bertipe data float atau pecahan, tampilan yang
tampak biasanya kurang bagus. Hal tersebut dapat diatur lebar field-nya dan
jumlah desimal yang ingin dicetak. Berikut bentuk penulisannya :
%a.bf
Lebar Field Jumlah Desimal
Contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main ()
{
float
a = 7.50, b = 243.21;
clrscr
();
printf
(“Bilangan A = %4.1f \n”, a);
printf
(“Bilanagn B = %4.1f”, b);
}
b.
Pengunaan Escape Sequences
Escape Sequences
merupakan suatu karakter khusus yang menggunakan notasi “\” (back slash” jika
karakter terdapat notasi “\” ini sebagai karakter “escape” (menghindar).
Beberapa Escape Sequences lainnya antara lain :
Escape
Sequences
|
Pengertian
|
\b
|
Backspace
|
\f
|
Formfeed
(pindah Halaman)
|
\n
|
NewLine (baris
baru)
|
\r
|
Carriage
Return
|
\t
|
Tab (default =
7 karakter)
|
\’
|
Tanda kutip
tunggal ( ‘ )
|
\”
|
Tanda kutip
ganda ( “ )
|
\\
|
Backslash
|
\xaa
|
Kode ASCII
dalam hexadecimal.
(aa
menunjukkan angka ASCII ybs)
|
\aaa
|
Kode ASCII
dalam octal.
(aaa
menunjukkan angka ASCII ybs)
|
Contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main ()
{
float a = 7.50, b = 443.21, c = 3.21;
float d = 17.50, e = 47.41, f = 3.1;
clrscr ();
printf (“%8.2f\t %8.2f\t %8.2f “, a, b, c);
printf (“\n%8.2f\t %8.2f\t %8.2f “, d, e, f);
}
2.
puts()
perintah puts()
sebenarnya sama dengan printf() yaitu digunakan untuk mencetak string ke layar.
puts() berasal dari kata PUT STRING. Perbedaan printf() dengan puts() adalah :
printf()
|
puts()
|
Harus
menentukan tipe data untuk data string yaitu %s
|
Tidah perlu
penentu tipe data string, karena fungsi ini khusus untuk data string.
|
Untuk mencetak
pindah baris, memerlukan notasi ‘\n’
|
Untuk mencetak
pindah baris tidak perlu notasi ‘\n’, karena sudah diberikan secara otomatis.
|
Contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main ()
{
char a [4] = “BSI”;
clrscr ();
puts (“Saya Kuliah di. “);
puts (a);
}
3.
putchar()
perintah putchar()
digunakan untuk menampilkan sebuah karakter ke layar. Penampilan karakter tidak
diakhiri dengan pindah baris.
Contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main ()
{
clrscr();
putchar (‘ B ‘);
putchar (‘ S ‘);
putchar (‘ I ‘);
}
4.
cout()
fungsi cout() merupakan
sebuah objek didalam C++ digunakan untuk menampilkan suatu data kelayar. Untuk
menggunakan fungsi cout() ini, harus menyertakan file header iostream.h
contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main ()
{
float a, b, c;
a = 7.5; b=8.4; c=0;
clrscr();
cout<<”Masukkan Nilai A : “<<a;
cout<<”Masukkan Nilai B : “<<b;
c = a + b;
cout<<”Masukkan Nilai C : “<<c;
getch();
}
5.
Fungsi Manipulator
Manipulator pada
umumnya digunakan untuk mengatur tampilan layar, untuk menggunkan manipulator
ini file header yang harus disertakan file header iomanip.h. ada beberapa
fungsi manipulator yang disediakan oleh Borland C++, antara lain :
a.
endl
endl merupakan suatu
fungsi manipulator yang digunakan untuk menyisipkan karakter NewLine atau
mengatur pindah baris. Fungsi ini sangat berguna untuk piranti keluaran berupa
file di disk. File header yang harus disertakan file header iostream.h.
contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main ()
{
float a, b, c;
a = 7.5; b=8.4; c=0;
clrscr();
cout<<”Masukkan Nilai A :
“<<a<<endl;
cout<<”Masukkan Nilai B :
“<<b<<endl;
c = a + b;
cout<<”Masukkan Nilai C :
“<<c<<endl;
getch();
}
b.
ends
ends merupakan suatu
fungsi manipulator yang digunkan untuk menambahkan karakter null (nilai ASCII
NOL) kederetan suatu karakter. Fungsi ini akan berguna untuk mengirim sejumlah
karakter ke file didisk atau modem dan mengakhirinya dengan karakter NULL. File
header yang harus disertakan file header iostream.h.
contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main ()
{
int a, b, c, d;
clrscr();
a=6;
b=5;
c=a % b;
d=a * b;
cout<<”Hasil dari C = A % B adalah
“<<c<<ends;
cout<<”Hasil dari D = A * B adalah
“<<d<<ends;
getch();
}
c.
dec, oct, dan hex
dec,
oct dan hex merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk konversi
data dalam decimal, octal dan hexadecimal. File header yang harus disertkan
file header iomanip.h.
contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
#include
<iomanip.h>
void main ()
{
int nilai = 10;
clrscr();
cout<<”Nilai =
“<<nilai<<endl;
cout<<”Nilai ke Oktal =
“<<okt<<nilai<<endl;
cout<<”Nilai ke Hexadesimal =
“<<hex<<nilai<<endl;
cout<<”Nilai ke Desimal =
“<<dec<<nilai<<endl;
getch();
}
d.
setprecision()
setprecision()
merupakan suatu fungsi manipulator yang digunkan untuk mengatur jumlah digit
decimal yang ingin ditampilkan. File header yang harus disertakan file header
iomanip.h.
contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include <iostream.h>
#include
<iomanip.h>
void main ()
{
float a, b, c;
a = 25.77;
b = 23.45;
clrscr();
cout<<setiosflags(ios: : fixed);
cout<< setprecision (1)<<c<<endl;
cout<< setprecision
(2)<<c<<endl;
cout<< setprecision
(3)<<c<<endl;
cout<< setprecision (4)<<c<<endl;
cout<< setprecision
(5)<<c<<endl;
getch();
}
e.
setbase()
setbase()
merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk konversi bilangan
octal, Desimal dan Hexadesimal. File header yang harus disertakan file header
iomanip.h. bentuk penulisannya :
setbase(base
bilangan);
base
bilangan merupakan base dari masing-masing bilangan, yaitu :
·
octal = basis 8
·
Decimal = basis 10
·
Hexadecimal = basis 16
Contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
#include
<iomanip.h>
main ()
{
int a = 250;
clrscr();
cout<<”Penggunaan Manipulator setbase () “<<”\n\n”;
cout<<”Decimal octal Hexadesimal”<<endl;
cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
-“<<”\n”;
for(a=250; a<=260; a++)
{
cout<<setbase
(10)<<a<<” “;
cout<<setbase
(8)<<a<<” “;
cout<<setbase
(16)<<a<<endl;
}
getch();
}
f. setw()
setw()
merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk mengatur lebar tampilan
layar dari suatu nilai variable. Header yang harus disertakan file header
iomanip.h. bentuk penulisannya :
setw
(int n);
n
= nilai lebar tampilan data, integer.
Contoh :
#include <stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
#include
<iomanip.h>
main ()
{
int a;
clrscr();
cout<<”Penggunaan Manipulator setw () “<<”\n\n”;
cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
-“<<”\n”;
for(a=1; a<=15; a++)
{
cout<<setw(a)<<a<<endl;
}
cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
-“<<”\n”;
getche();
}
g. setfill()
setfill()
merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk menampilkan suatu
karakter yang diletakkan didepan nilai yang diatur oleh fungsi setw(). File
header yang harus disertakan file header iomanip.h. bentuk penulisannya :
setfill
(character);
contoh
:
//à
penggunaan setfill dan setw()
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
#include
<iomanip.h>
main ()
{
Int a;
clrscr();
cout<<”Penggunaan Manipulator setfill () “<<”\n\n”;
cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
-“<<”\n”;
for(a=1; a<=15; a++)
{
cout<<setfill ( ‘ – ‘ );
cout<<setw
(a)<<a<<endl;
}
getche();
}
h. setiosflags()
Fungsi
setiosflags() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk mengatur
sejumlah format keluaran data. Fungsi ini biasa pada fungsi coun(), file header
yang harus disertakan file header iomanip.h. ada beberapa format keluaran untuk
fungsi setiosflags()
,
antara lain:
1) Tanda
Format Perataan Kiri dan Kanan
Terdapat
dua buat tanda format yang digunakan untuk perataan kiri dan kanan, pengaturan
terhadap lebar variable untuk perataan kiri dan kanan ini melalui fungsi setw()
·
ios : : left digunakan untuk mengatur
perataan sebelah kiri
·
ios : : right digunakan untuk mengatur
perataan sebalah kanan
contoh
:
//tanda
format ios : : left dan ios : : right
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
int a = 75, b = 56;
clrscr ();
cout<<”Penggunaan ios
: : left dan ios : : right\n\n”;
cout<<”Rata Sebelah
Kiri = “;
cout<<setiosflags (ios
: : left)<<setw(10)<<a;
cout<<setiosflags (ios
: : left)<<setw(10)<<b;
cout<<endl;
cout<<”Rata Sebelah
Kanan = “;
cout<<setiosflags (ios
: : right)<<setw(10)<<a;
cout<<setiosflags (ios
: : right)<<setw(10)<<b;
getche();
}
2)
tanda format yang digunakn untuk keluaran Notasi, yaitu :
· ios : : scientific digunakan untuk mengatur
keluaran dalam bentuk notasi eksponensial.
· ios : : fixed digunakan untuk mengatur
keluaran dalam bentuk notasi decimal.
Contoh
:
//tanda format ios : : scientific
dan ios : : fixed
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
clrscr();
cout<<”Penggunaan ios
: : scientific dan ios : : fixed\n”;
cout<<”\nHasil ios : :
scientific dari 75.45 adalah “;
cout<<setiosflags (ios
: : scientific)<<75.45<<endl;
cout<<:Hasil ios : :
fixed dari 56.65 adalah “;
cout<<setiosflags
(ios : : fixed<<56.65;
getch();
}
3) Tanda
format konversi Dec, Oct, dan Hex
Terdapat tiga macam format yang
digunakan untuk konversi keluaran dalam basis Desimal, Octal, dan Hexadesimal,
yaitu :
· ios : : dec digunakan untuk mengatur keluaran
dalam konversi basis decimal
· ios : : oct digunakan untuk mengatur keluaran
dalam konversi basis octal
· ios : : hex digunakan untuk mngetur keluaran
dalam konversi basis hexadecimal.
Contoh :
//tanda
format ios : : dec, ios : : oct, ios : : hex
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
clrscr();
cout<<”\n\n”;
cout<<”Bilangan
Decimal dari 75 = “;
cout<<setiosflags (ios
: : dec)<<75<<endl;
cout<<”Bilangan Oktal
dari 10 = “;
cout<<setiosflags (ios
: : oct)<<10<<endl;
cout<<”Bilangan
Hexadecimal dari 15 = “;
cout<<setiosflags (ios
: : hex)<<15;
getche();
}
4)
Tanda Format Manipulasi Huruf
Hexadecimal
Untuk
keperluan memanipulasi atau mengubah huruf pada notasi hexadecimal dengan
menggunakan tanda format :
· ios : : uppercase digunakan untuk mengubah
huruf pada notasi huruf hexadecimal.
Contoh
:
//tanda format ios : : uppercase
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
Int a;
Clrscr();
cout<<”Penggunaan ios
: : uppercase\n”;
cout<<”- - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - -\n”;
cout<<”Tanpa Dengan \n”;
cout<<”Konversi Konversi \n”;
cout<<”- - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - -\n”;
for (a=1; a<=15; a++)
cout<<hex<<a<<endl;
for (a=1; a<=15; a++)
{
gotoxy (15,
a+5);
cout<<setiosflags
(ios : : uppercase)<<hex<<a<<endl;
} getche ();
}
5)
Tanda Format Keluaran Dasar Bilangan
Hexadecimal dan Octal
Untuk
keperluan menampilkan dasar bilangan Hexadesimal dan Octal dengan menggunakan
tanda format :
· ios : : showbase digunakan untuk menampilkan
tanda 0x (nol-x) diawali pada tampilan bilangan hexadecimal dan 0 (nol) diawali
pada tampilan bilangan decimal.
Contoh
:
//tanda
format ios : : showbase
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
Int a;
Clrscr();
cout<<”Penggunaan ios
: : showbase\n”;
cout<<”- - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - \n”;
cout<<”Decimal Hexadecimal Octal \n”;
cout<<”- - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -\n”;
cout<<setiosflags (ios
: : showbase);
for (a=1; a<=15; a++)
{
gotoxy (4, a+5);
cout<<dec<<a<<endl;
}
for (a=1; a<=15; a++)
{
gotoxy (15,
a+5);
cout<<hex<<a<<endl;
}
for (a=1; a<=15; a++)
}
gotoxy (15,
a+5);
cout<<oct<<a<<endl;
}
cout<<”- - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -\n”;
getche();
}
6)
Tanda Format Menampilkan Titik Desimal
Untuk
keperluan menampilkan titik decimal dengan menggunakan tanda format :
· ios : : showpoint digunakan untuk menampilkan
titik decimal pada bilangan yang tidak mempunyai titik decimal pada tipe data
float atau double.
Contoh
:
//tanda
format ios : : showpoint
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
double a = 78;
clrscr ();
//-> tanpa tanda format
ios : : showpoint
cout<<”Tanpa tanda
format ios : : showpoint:<<endl;
cout<<”variable a =
“<<a<<”\n\n”;
//->
dengan tanda format ios : : showpoint
cout<<”Dengan tanda
format ios : : showpoint:<<endl;
cout<<setiosflags (ios
: : showpoint);
cout<<”variable a =
“<<a<<endl;
getche ();
}
7)
Tanda Format Menampilkan Simbol Plus (+)
Untuk
keperluan menempilkan symbol Plus ( + ) pada bilangan genap dengan menggunakan
tanda format :
· ios : : showpos digunakan untuk menampilkan
symbol plus (+) pada variable yang memiliki nilai bilangan positif.
Contoh
:
//tanda
format ios : : showpos
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
int a = 8, b= -9;
clrscr ();
cout<<”Tanpa
Menggunakan ios : : showpos”<<”\n\n”;
cout<<”Nilai a =
“<<a<<” Nilai b = “<<b<<endl;
cout<<”\n\n”;
cout<<setiosflags (ios
: : showpos);
cout<<”Dengan
Menggunakan ios : : showpos”<<”\n\n”;
cout<<”Nilai a =
“<<a<<” Nilai b = “<<b<<endl;
getche ();
}
G.
Perintah
Masukan
Perintah
standar input yang disediakan oleh Borland C++ diantaranya adalah :
1.
scanf()
Fungsi
scanf() digunakan untuk memasukkan berbagai jenis data. Bentuk umum dari fungsi
ini adalah :
scanf
(“penentu format:, &nama-variabel);
symbol
& merupakan pointer yang digunakan untuk menunjuk kealamat variable memori
yang dituju. Berikut ini adalah penentu format scanf() :
Tipe
data
|
Penentu
Format untuk scanf ()
|
Integer
|
%d
|
Floating Point
Bentuk Desimal
Bentuk Berpangkat
|
%e atau %f
%e atau %f
|
Double
Precision
|
%1f
|
Character
|
%c
|
String
|
%s
|
Unsigned
Integer
|
%u
|
Long Integer
|
%1d
|
Long Unsigned
Integer
|
%1u
|
Unsigned
Hexadecimal Integer
|
%x
|
Unsigned Octal
Integer
|
%o
|
Contoh
:
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main ()
{
Int a, b, c = 0;
Clrscr ();
Printf(“Masukkan Nilai A = “); scanf (“%d”, &a);
Printf(“Masukkan Nilai B = “); scanf (“%d”, &b);
c = a + b;
printf(“Hasil Penjumlaham = %d”,c);
}
2.
gets()
fungsi
gets() digunakan untuk memasukkan data string. Bentuk umum dari fungsi ini
adalah :
gets
(nama-variabel-array);
perbadaan
antara scanf() dengan gets adalah :
scanf()
|
gets()
|
Tidak dapat
menerima string yang mengandung spasi atau tab dan dianggap sebagai data
terpisah
|
Dapat menerima
string yang mengandung spasi atau tab dan dianggap sebagai satu kesatuan data
|
Contoh
:
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main ()
{
char nm1 [20];
char nm2 [20];
clrscr();
puts (“Masukan nama ke-1 = ”);
gets(nm1);
puts (“Masukan nama ke-2 = ”);
scanf(“%s”,&nm2);
printf(“\n\n”);
puts (“Senang Berkenalan Dengan Anda …”);
puts (nm1);
printf (“Senang Berkenalan Dengan Anda
…%s”, nm1);
puts (“Senang Berkenalan Dengan Anda …”);
puts (nm1);
printf(“\n\n”);
puts (“Senang Berkenalan Dengan Anda …”);
puts (nm2);
printf (“Senang Berkenalan Dengan Anda
…%s”, nm2);
}
3. cin()
fungsi
cin() merupakan sebuah objek didalam C++ digunakan untuk memasukkan suatu data.
Untuk menggunakan fungsi cin() ini, harus menyertakan file header iostream.h.
contoh
:
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main ()
{
float a, b, c;
clrscr();
cout<<”Masukan Nilai A :
“;
cin>>a;
cout<<”Masukan Nilai B :
“;
cin>>b;
cout<<”Nilai C :
“<<c<<endl;
}
4. getch()
Fungsi
getch() dipkai untuk membaca sebuah karakter dengan sifat karakter yang
dimasukkan tidak perlu diakhiri dengan menekan tombol ENTER dan kerakter yang
dimasukan tidak akan ditampilkan dilayar. File header yang harus disertakan
adalah conio.h.
Contoh
:
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main ()
{
char kar;
clrscr();
printf (“Masukan Sebuah Karakter Bebas =
“);
kar = getch ();
printf (“\nTadi Anda Memasukan karakter
%c”, kar);
getch();
}
5.
getche()
Fungsi getche()
dipakai untuk membaca sebuah karakter dengan sifat karakter yang dimasukkan
tidak perlu diakhiri dengan menekan tombol ENTER dan karakter yang dimasukkan
ditampikan dilayar, file header yang harus disertakan adalah conio.h.
Contoh :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main ()
{
char kar;
clrscr();
printf (“Masukan Sebuah Karakter Bebas =
“);
kar = getche ();
printf (“\nTadi Anda Memasukan karakter
%c”, kar);
getch();
}
H.
Operator
Aritmatika
Operator
untuk aritmatika yang tergolong sebagai operator binary adalah :
Operator
Aritmatika :
Operator
|
Keterangan
|
Contoh
|
*
|
Perkalian
|
4 * 5
|
/
|
Pembagian
|
8 / 2
|
%
|
Sisa Pembagian
|
5 % 2
|
+
|
Penjumlahan
|
7 + 2
|
-
|
Pengurangan
|
6 – 2
|
Operator
yang tergolong sebagai Unary, adalah :
Operator
|
Keterangan
|
Contoh
|
+
|
Tanda Plus
|
-4
|
-
|
Tanda Minus
|
+6
|
Contoh
:
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main ()
{
int a, b, c=0, d=0;
clrscr();
cout<<”Masukan Nilai A : “;
cin>>a;
cout<<”Masukan Nilai B : “;
cin>>b;
c = a % b;
d = a * b;
cout<<” Hasil dari C = A % B =
“<<c<<endl;
cout<<” Hasil dari D = A * B =
“<<d<<endl;
getch ();
}
1.
Ekspresi Aritmatika
Bentuk penulisan
ekspresi aritmatika dengan pernyataan pemberi nilai. Bentuk umum :Variabel =Ekspresi aritmatika
LValue RValue
·
Variable dikenal dengan sebutan LValue
(Left Value)
·
Ekspresi Aritmatika dikenal dengan sebutan
RValue (Right Value)
·
Tanda “ = “ dikenal dengan sebagai
Operator Pemberi Nilai (Assignment Operator)
LValue
harus selalu berupa variable tunggal. Bila LValue bukan variable, maka
akan tampil pesan kesalahan LValue required in function
RValue
dapat berupa konstanta, variable lain maupun suatu ekspresi atau rumus
aritmatika.
2.
Hierarki Operator Aritmatika
Didalam suatu ekspresi
aritmatika, selalu menjumpai beberapa operator aritmatika yang berbeda secara
bersamaan. Urutan operator aritmatika sebagi berikut ini :
Operator
|
Keterangan
|
* atau /
|
Tingkatan
operator sama, penggunanya tergantung letak, yang didepan didahulukan
|
%
|
Sisa pembagian
|
+ atau -
|
Tingkatan
operator sama, penggunanya tergantung letak, yang didepan didahulukan
|
Contoh 1 :
A = 8 + 2 * 3 / 6
Langkah perhitungannya
:
A = 8 + 6 / 6 ó
(6/6 = 1)
A = 8 + 1
A = 9
Tingkatan operator ini
dapat diabaikan dengan penggunaan tanda kurung “(“dan”)”.
Contoh :
A = (8 + 2 )*3/6
Langkah perhitungannya
:
A = 10 * 3 / 6
A = 30 / 6
A = 5
Contoh 2 :
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main ()
{
int a, b;
clrscr();
a = 8 + 2 * 3 / 6;
b = (8+2) * 3 / 6;
cout<<” Hasil dari A
= “<<a<<endl;
cout<<” Hasil dari b
= “<<b<<endl;
getch ();
}
3.
Operator Pemberi Nilai Aritmatika
Notasi
“ += “ ini dikenal dengan operator pemberi nilai aritmatika. Ada beberapa
operator pemberi nilai aritmatika diantaranya :
Operator
|
Keterangan
|
*=
|
Perkalian
|
/=
|
Pembagian
|
%=
|
Sisa penbagian
|
+=
|
Penjumlahan
|
-=
|
pengurangan
|
4.
Operator Penambah dan Pengurang
Berikut
ini adalah table operator penambah dan pengurang
Operator
|
Keterangan
|
++
|
Penambahan
|
--
|
Pengurangan
|
Contoh
:
A++
atau ++A / A—atau –A
Kedua
bentuk penulisan ini mempunyai arti yang berbeda.
·
Jika diletakkan didepan variable, maka
proses penambahan atau pengurangan akan dilakukan sesaat sebelum atau langsung
pada saat menjumpai ekspresi ini. Sehingga nilai variable tadi akan langsung
berubah begitu ekspresi ini ditemukan.
·
Jika diletakkan dibelakang variable,
maka proses penambahan atau pengurangan akan dilakukan setelah ekspresi ini
dijumpai atau nilai variable akan tetap pada saat ekspresi ini ditemukan.
Contoh-1
:
/*Penggunaan
Notasi Didepan Variabel*/
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main
()
{
int a = 10, b = 5;
clrscr ();
printf(“Nilai A = %d”, a);
printf(“\nNilai ++A = %d”, ++a);
printf(“\nNilai A = %d”, a);
printf(“\nNilai B = %d”, b);
printf(“\nNilai --B = %d”, --b);
printf(“\nNilai B = %d”, b);
getch ();
}
Contoh-2
:
/*Penggunaan
Notasi Dibelakang Variabel*/
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
main
()
{
int a = 10, b = 5;
clrscr ();
printf(“Nilai A = %d”, a);
printf(“\nNilai A++ = %d”, a++);
printf(“\nNilai A = %d”, a);
printf(“\nNilai B = %d”, b);
printf(“\nNilai B-- = %d”, b--);
printf(“\nNilai B = %d”, b);
getch ();
}
5.
Operator Relasi
Operator
relasi digunakan untuk membandingkan dua buah nilai. Hasil perbandingan
operator ini menghasilkan nilai numeric 1 (True) atau 0 (False).
Operator
|
Keterangan
|
= =
|
Sama dengan
(bukan pemberi nilai)
|
!=
|
Tidak sama
dengan
|
>
|
Lebih dari
|
<
|
Kurang dari
|
>=
|
Lebih dari
sama dengan
|
<=
|
Kurang dari
sama dengan
|
Contoh
:
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main ()
{
float a, b, c, d, e, f, x, y;
clrscr();
cout<<”Masukan Nilai X =
“;
cin>>x;
cout<<”Masukan Nilai Y =
“;
cin>>y;
a = x == y;
b = x != y;
c = x > y;
d = x < y;
e = x >= y;
f = x <= y;
cout<<endl;
cout<<”Hasil dari
“<<x<<” == “<<y<<” = “ <<a<<endl;
cout<<”Hasil dari
“<<x<<” != “<<y<<” = “ <<b<<endl;
cout<<”Hasil dari
“<<x<<” > “<<y<<” = “ <<c<<endl;
cout<<”Hasil dari
“<<x<<” < “<<y<<” = “ <<d<<endl;
cout<<”Hasil dari
“<<x<<” >= “<<y<<” = “ <<e<<endl;
cout<<”Hasil dari
“<<x<<” <= “<<y<<” = “ <<f<<endl;
getch();
}
I.
Operator
Logika
Operator
relsi digunakan untuk menhubungkan dua buah operasi relasi menjadi sebuah
ungkapan kondisi. Hasil dari operator logika ini menghasilkn nilai numeric 1
(true) atau 0 (false).
Operator
|
Keterangan
|
&&
|
Operator
logika AND
|
|
|
|
Operator
logika OR
|
!
|
Operator
logika NOT
|
1. Operator
Logika AND
Digunakan
untuk menghubungkan dua buah atau lebih ekspresi relasi, akan dianggap BENAR,
bila semua ekspresi yang dihubungkan bernilai BENAR.
Contoh
:
Ekspresi
Relasi-1 à
A + 4 < 10
Ekspresi
Relasi-2 à
B > 4 + 5
Ekspresi
Relasi-3 à
C – 3 >= 4
Penggabungan
ketiga ekspresi relasi diatas menjadi :
A+4 < 10 && B > A + 5
&& C – 3 >= 4
Contoh
:
/*
Penggunaan Operasi Logika AND */
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main
()
{
float a, b, c, d, e, f, g, h;
clrscr();
cout<<”Masukan Nilai A = “; cin>>a;
cout<<”Masukan Nilai B = “; cin>>b;
cout<<”Masukan Nilai C = “; cin>>c;
// Proses
d = a + 4 < 10;
e = b > a + 5;
f = c – 3 >= 4;
g = d && e && f;
cout<<endl<<endl;
cout<<”Program Ekspresi
AND”<<endl<<endl;
cout<<”Hasil dari d = a + 4 < 10
adalah “ <<d<<endl;
cout<<”Hasil dari e = b > a + 5
adalah “ <<e<<endl;
cout<<”Hasil dari f = c – 3 >= 4
adalah “ <<f;
cout<<endl<<endl;
cout<<”Hasil dari g = d &&
e && f adalah “ <<g;
cout<<endl;
getch ();
}
2.
Operator Logika OR
Operator
Logika OR digunakan untuk menghubungkan dua buah atau lebih ekspresi relasi,
akan dianggap BENAR, bila salah stu ekspresi relasi yang dihubungkan bernilai
BENAR dan bila semua ekspresi relasi yang dihubungkan bernilai SALAH, maka akan
bernilai SALAH.
Contoh
:
Ekspresi
Relasi-1 à
A + 4 < 10
Ekspresi
Relasi-2 à
B > 4 + 5
Ekspresi
Relasi-3 à
C – 3 >= 4
Penggabungan
ketiga ekspresi relasi diatas menjadi :
A+4 < 10 | | B > A + 5 | | C
– 3 >= 4
Contoh
:
/*
Penggunaan Operasi Logika OR */
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main
()
{
float a, b, c, d, e, f, g, h;
clrscr();
cout<<”Masukan Nilai A = “; cin>>a;
cout<<”Masukan Nilai B = “; cin>>b;
cout<<”Masukan Nilai C = “; cin>>c;
// Proses
d = a + 5 > 10;
e = b > 5 + a;
f = c – 4 <= 7;
g = d | | e | | f;
cout<<endl<<endl;
cout<<”Program Ekspresi
OR”<<endl<<endl;
cout<<”Hasil dari d = a + 5 > 10
adalah “ <<d<<endl;
cout<<”Hasil dari e = b > 5 + a
adalah “ <<e<<endl;
cout<<”Hasil dari f = c – 4 <= 7
adalah “ <<f;
cout<<endl<<endl;
cout<<”Hasil dari g = d | | e | | f adalah “ <<g;
cout<<endl;
getch ();
}
3. Operator
Logika NOT
Operator
logika NOT akan memberikan nilai kebalikkan dari ekspresi yang disebutkan. Jika
nilai yang disebutkan bernilai BENAR maka akan menghasilkan nilai SALAH, begitu
pula sebaliknya.
Contoh
:
Ekspresi Relasi à A + 4 < 10
Penggunaan
operator logika NOT diatas menjadi :
! (A + 4 < 10 )
Contoh
:
/*
Penggunaan Operasi Logika NOT */
#include
<stdio.h>
#include
<conio.h>
#include
<iostream.h>
main
()
{
float a, b, c;
clrscr();
cout<<”Masukan Nilai A = “;
cin>>a;
/* Proses*/
b = ( a + 4 < 10 );
c =
! ( b )
cout<<endl<<endl<<”Program
Ekspresi NOT”<<endl;
cout<<”Nilai A = “ <<a<<endl;
cout<<”Nilai b = (a + 4 < 10 ) = “ <<b<<endl;
cout<<”Nilai c = ! (b) = “ <<a;
getch ();
}
J.
Operasi
Penyeleksi Kondisi
1. Pernyataan
IF
Jika
kondisi bernilai benar, maka perintah akan dikerjakan dan jika tidak memenihi
syarat maka akn diabaikan”.
if (kondisi-1)
pernyataan;
|
penulisan
kondisi harus didalam tanda kurung dan berupa ekspresi relasi dan penulisan
pernyataan dapat berupa sebuah pernyataan tunggal, pernyataan majemuk atau
pernyataan kosong. Jika pemakaian if diikuti dengan pernyataan mejemuk, bentuk
penulisannya sebagi berikut :
if (kondisi-1)
{
pernyataan;
…
}
|
a.
Pernyataan IF- ELSE
Perintah if mempunyai
pengertian, “jika kondisi bernilai benar, maka perintah-1 akan dikerjakan dan
jika tidak memenihi syarat maka akan mengerjakan perintah-2”. Bentuk umum dari
pernyataan if :
if (kondisi-1)
perintah-1;
else
perintah-2;
|
Perintah-1
dan perintah-2 dapat berupa sebuah penyataan tunggal, pernyataan majemuk atau
pernyataan kosong. Jika pemakaian if-else diikuti dengan pernyataan mejemuk,
bentuk penulisannya sebagi berikut :
if (kondisi-1)
{
perintah-1;
….
}
else
}
perintah-2;
….
{
|
b.
Menentukan NESTED IF
Nested if merupakan
pernyataan if berada didalam pernyataan if yang lainnya. Bentuk penulisannya
Nasted if adalah:
if (syarat)
if(syarat)
… perintah;
else
… perintah;
else
if(syarat)
… perintah;
else
… perintah;
|
c.
Pernyataan IF – ELSE Majemuk
Bentuk dari if-else
bertimgkat sebenarnya serupa dengan nested if, keuntungan penggunaan if-else
bertingkat disbanding dengan nested if adalah penggunaan bentuk penulisan yang
lebih sederhana. Bentuk penulisannya adalah :
if (syarat)
{
… perintah;
… perintah;
}
else if
(syarat)
{
… perintah;
… perintah;
}
else
{
… perintah;
… perintah;
}
|
2.
Pernyataan switch – case
Bentuk
dari switch – case merupakan pernyataan yang dirancang khusus untuk menangani
pengambilab keputusan yang melibatkan sejumlah atau banyak alternative.
Pernyataan switch – case ini memiliki kegunaan sama seperti if – else
bertingkat, tetapi penggunaannya untuk memeriksa data yang bertipe karakter
atau integer. Bentuk penulisan perintah ini sebagai berikut :
switch
(ekspresi integer atau karakter )
{
case konstanta-1 :
… perintah;
… perintah;
break;
…..
…..
default :
… perintah;
… perintah;
}
|
Setiap
cabang akan dijalankan jika syarat nilai konstanta tersebut dipenuhi san
default akan dijalankan jika semua cabang diatasnya tidak terpenuhi. Pernyataan
break menunjukan bahwa perintah siap keluar dari switch. Jika pernyataan ini
tidak ada, maka program akan diteruskan kecabang-cabang yang lainnya.
3.
Operator ? :
Operator
?: disebut dengan Conditional Operator atau operator kondisi yang digunakan
untuk mnyeleksi nilai untuk mendapatkan hasil dari kondisi yang diseleksi.
Operator ?: ini tergolong kedalam operator ternary. Bentuk penulisannya :
Ekspresi
Logika_OR ? Ekspresi : Ekspresi Kondisi
|
K.
Operasi
Perulangan
1.
Pernyataan for
Perulangan
yang pertama adalah for. Bentuk umum pernyataan for sebagai berikut:
for
(inisialisasi; syarat pengulangan; pengubah nilai pecacah )
|
Bila
pernyataan di dalam for lebih dari satu maka pernyataan tersebut harus
diletakan didalam tanda kurung.
For
(inisialisasi; syarat pengulangan; pengubah nilai pecacah )
{
pernyataan / perintah;
pernyataan / perintah;
pernyataan / perintah;
}
|
Kegunaan dari
masing-masing argument for diatas adalah :
·
Inisialisasi : merupakan bagian untuk memberikan
nilai
awal untuk variable tertentu
·
Syarat Pengulangan : memegang control terhadap
pengulangan
·
Pengubh Nilai Pencacah : mengatur kenaikan atau penurunan nilai
Pencacah
a.
Pernyataan nested – for
Pernyataan
nested for adalah suatu perulangan for didalam perulangan for yang lainnya.
for
(inisialisasi; syarat pengulangan; pengubah nilai pecacah )
{
for (inisialisasi; syarat pengulangan;
pengubah nilai pecacah )
{
pernyataan / perintah;
}
}
|
Didalam
penggunaan nested-for, perulangan yang di dalam terlebih dahulu dihitung hingga
selesai, kemudin perulangan yang di luar diselesaikan.
b.
Perulangan Tidak Beringga
Merupakan
perulangan (loop) yang tidak pernah berhenti atau mengulang terus, hal ini
sering terjadi disebabkan adanya kesalahan penanganan kondisi yang di pakai
untuk keluar dari loop.
2.
Pernyataan goto
Pernyataan
goto merupakan instruksi untuk mengarahkan eksekusi program ke-pernyataan yang
diawali dengan suatu label. Label merupakan suatu pengenal (identifier) yang
diikuti dengan tanda titik dua ( : ). Bentuk pamakaian goto sebagai berikut :
3.
Perulangan while
Bentuk umum perulangan while, sebagai berikut :
while (syarat)
pernyataan / perintah;
|
Bentuk
umum perulangan while, dengan lebih dari perintah . pernyataan sebagi berikut :
while (syarat)
{
pernyataan / perintah;
pernyataan / perintah;
}
|
4.
Pernyataan do – while
Merupakan
perulangan yang melaksanakan perulangan terlebih dahulu dan pengujian perulangn
dilakukan dibelakang.
do
pernyataan / perintah;
while
(syarat);
|
Perulangan
do – while dengan lebih dari perintah/pernyataan :
do
{
pernyataan / perintah;
pernyataan / perintah;
}
while
(syarat);
|
5.
Pernyataan beak
Berfungsi
untuk keluar dari struktur switch. Selain itu pernyataan break berfungsi keluar
dari perulangan (for, while dan do-while). Jika pernyataan break dikerjakan,
maka eksekusi akan dilanjutkan ke pernyataan yang terletak sesudah akhir dari
badan perulangan (loop).
6.
Pernyataan continue
Digunakan
untuk mengarahkan eksekusi ke iterasi (proses) berikutnya pada loop yang sama,
dengan kata lain mengembalikan proses yang sedang dilaksanakan ke-awal loop
lagi, tanpa menjalankan sisa perintah dalam loop tersebut.
L.
Array
Tipe
terstruktur yang terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang mempunyai tope
yang sama. Variable array dalam Borland C++ dapat digolongkan menjadi tiga
macam dimensi yaitu :
1.
Array berdimensi satu
Sebelum
digunakan, variable array perlu dideklarasikan terlebih dahulu.
Tipe-Data
Nama_variabel1[Ukuran]
|
Keterangan:
·
Type Data : untuk menyatakan type data yang digunakan
·
Ukuran :
untuk menyatakan jumlah maksimum elemen array.
a. Mengakses
Array Berdimensi Satu
Dapat
diakses dengan menggunakan subscript atau indexnya :
Nama_Array[Subscript/Index]
|
b. Inisialisasi
Array Berdimensi Satu
Memberikan
nilai awal terhadap suatu variable.
Tipe_data
Nama_Array[jml_elemen] = { nilai array };
|
2.
Array berdimensi dua
Tipe-Data
Nama_variabel1[Index-1][Index-2]
|
Keterangan:
·
Type Data : untuk menyatakan type data yang digunakan
·
Index-1 :
untuk menyatakan jumlah baris.
·
Index-2 :
untuk menyatakan jumlah kolom.
a. Mengakses
Array Berdimensi Dua
Dapat
diakses dengan menggunakan subscript atau indexnya :
Nama_Array[Index-1][Index-2]
|
a. Inisialisasi
Array Berdimensi Dua
Memberikan
nilai awal terhadap suatu variable.
Tipe_data
Nama_Array[jml_elemen] = { nilai array };
|
3.
Array Berdimensi Tiga
Tipe-Data
Nama_variabel1[Index-1][Index-2][Index-3]
|
Keterangan
:
·
Type Data : untuk menyatakan type data yang digunakan
·
Index-1 :
untuk menyatakan jumlah baris.
·
Index-2 :
untuk menyatakan jumlah isi dari baris.
·
Index-3 :
untuk menyatakan jumlah kolom.
b. Mengakses
Array Berdimensi Tiga
Dapat
diakses dengan menggunakan subscript atau indexnya :
Nama_Array[Index-1][Index-2][Index-3]
|
b. Inisialisasi
Array Berdimensi Tiga
Memberikan
nilai awal terhadap suatu variable.
Tipe_data
Nama_Array[jml_elemen] = { nilai array };
|
M.
Fungsi
1.
Definisi fungsi
·
Sub
program di luar program utama yang mengembalikan sebuah nilai (return value)
dari tipe tertentu (tipe dasar atau tipe bentukan)
·
Kegunaan
fungsi:
a)
Program
menjadi terstruktur sehingga mudah di pahami
b)
Menghindari
penulisan kode yang berulang-ulang
2.
Struktur Fungsi
tipe_fungsi nama_fungsi(parameter1, parameter2,..)
{
statement
fungsi;
}
|
Contoh:
int tambah(int x, int y)
{
return(x+y);
}
3.
Prototipe Fungsi
Prototipe=pendeklarasian fungsi
tipe_fungsi nama_fungsi(tipe_parameter1,
tipe_parameter2,..)
|
Contoh:
int jumlah(int a, int b);
4.
Parameter
a.
Parameter formal
Variabel yang ada pada daftar parameter dalam definisi
fungsi
Parameter formal
int jumlah(int x, int y)
{
return(x+y)
}
b.
Parameter aktual
c.
Parameter
yang dipakai dalam pemanggilan fungsi
main()
{
. . .
. . .
Parameter aktual
c=jumlah( a, b
);
. . .
}
5.
Pemanggilan parameter
a.
Pemanggilan
dengan nilai (call by value)
Nilai dari parameter aktual akan disalin ke parameter
formal
b.
Pemanggilan
dengan referensi (call by reference)
Upaya untuk melewatkan alamat dari suatu variabel ke
dalam fungsi.
6.
Variabel
a.
Variabel Lokal & Global
·
Variabel
lokal=variabel yang dideklarasikan dalam fungsi
·
Variabel
global=variabel yang dideklarasikan di luar fungsi
Contoh penggunaan variabel
lokal dan global
/*----------------------*/
/* Variabel Lokal */
/*--------------------*/
#include
<conio.h>
#include
<stdio.h>
#include
<iostream.h>
lokal();
main ()
{
int a = 15;
Clrscr ();
cout<<”Pemanggilan Variabel
Lokal”<<endl;
cout<<”\nNilai didalam fungsi
main () = : “<<a;
lokal();
cout<<”\nNilai didalam fungsi
main () = : “<<a;
getch();
}
lokal()
{
Int a = 10;
Cout<<”\nNilai a didalam fungsi
lokal () = : “<<a;
b.
Variabel Static
Variabel yang nilainya tetap dipertahankan walaupun
proses telah kelaur dari bloknya. Contoh Penggunaan Varabel
Static
/*-------------------------------------*/
/* Penggunaan Variabel statis */
/*-------------------------------------*/
#include
<conio.h>
#include
<stdio.h>
#include
<iostream.h>
walah(); //à
prototype fungsi walah
main ()
{
int k = 5;
clrscr ();
walah ();
walah();
cout<<”\nNilai K didalam fungsi
main () = “<<k;
getch();
}
walah()
{
static int k; //à
deklarasi veriabel statis k +=4;
cout<<”\nNilai K didalam fungsi ()
= “<<k;
}