Jumat, 23 November 2012

Pengenalan Pemrograman C++


A.    Pengenlan Bahasa C++

C++ diciptakan untuk mendukung pemrograman berorientasi pada objek (Object Oriented Pragramming/OOP) yang tidak dimiliki C. sementara C merupakan bahasa pemrograman terbaik dilingkungannya, bahasa ini tidak T. Pemrograman Terstruktur 2  memiliki kemampuan OOP. Reputasi C tidak diragukan lagi dalam menghasilkan program .EXE berukuran kecil, eksekusi yang cepat, antarmuka (interfacing) yang sederhana dengan bahasa lain dan fleksibilitas pemrograman. Apa yang membuat C tampak sukar dipelajari mungkin karena tiadanya pemeriksaan tipe. Sebagai contoh, dapat mencampur bilangan bulat dengan string untuk menghasilkan karakter. Namun, justru disitu letak fleksibilitas C, dapat mengolah data C sebebas mengolah data dalam bahasa assembly.
1.      BORLAND C++
Dibandingkan compiler C++ yang lain, Borland C++ memiliki keunggulan terutama dalam hal kecepatan dan efisiensi kompilasi. Disamping itu, Borland C++ mendukung beberapa system operasi yaitu DOS, Windows 16bit (Window 3.0) dan windows 32 bit (Windows NT).  Meskipun demikian compiler Borland C++ juga memiliki kelemahan bila dibandingkan compiler C++ yang lain, misalnya : pemrograman dengan Borland C++ terutama yang menyangkut tampilan jauh lebih sulit daripada pemrograman dengan Microsoft Visual C++.
2.      Membuat File Editor
File editor merupakan File program yang dapat dikompile dan dijalankan untuk menampilkan hasilnya serta mempunyai ekstensi. CPP.
Cara mengaktifkannya ó klik menu file -> klik New -> text Edit
3.      Menyimpan File Editor
Setelah selesai mengetikan naskah program yang baru pada jendela text Edit, maka selanjutnya disimpan dengan cara :
·         Klik Menu File -> Save
·         Menekan HotKey Ctrl + KS
Pada Borland C++ 5.02 terdapat tiga cara menyimpan file editor. Diantaranya yaitu :
Save ó digunkan untuk mnyimpan file program pada jendela yang sedang aktif kedalam disk. HotKey yang ada bisa gunakan untuk menyimpan dengan menekan tombol Ctrl + KS.
Save As ó digunkan untuk mnyimpan File Program pada jendela yang sedang aktif kedalam disk dengan nama file yang berbeda.
Save All ó digunakan untuk mnyimpan semua file program pada jendela yang sedang aktif kedalam disk.
4.      Menterjemahkan Program
Proses compile merupakan suatu proses menterjemahkan program dari bahasa manusia kedalam bahasa yang dimengerti oleh computer yaitu bahasa mesin :
Caranya adalah :
·         Klik menu project -> Compile
·         Menekan Hotkey Alt + F9
5.      Menjalankan Program
Proses run merupakan suatu proses menterjemahkan program, melakukan proses linking, membuat file eksekusi ( .exe) dan sekaligus menjalankan program.
Caranya adalah :
·         Klik menu Debug -> Run
·         Menekan HotKey Ctrl + F9
6.      Membuka File Editor
Membuka atau memanggil file editor yang sudah pernah dibuat, dengan cara : klik menu file -> open.
7.      Mencetak File Editor
Mencetak program pada jendela yang sedang aktif dengan cara klik Menu File -> Print.
8.      Keluar dari Borland C++ 5.02
Keluar dari aplikasi Borland 5.02 dengan cara file -> exit

B.     Struktur Program C++
Pada Borland C++ mempunyai enam model memori untuk program dan data. Model-model memori tersebut adalah :
1.      Model Tiny
Model memori yang mnyediakan jumlah memori untuk program dan data tidak lebih dari 64 Kb.
2.      Model Small
Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk masing-masing program dan data tidak lebih dari 64 Kb.
3.      Model Medium
Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk program tidak lebih dari 64 Kb dan data tidak lebih dari 64 K.
4.      Model Compact
Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk program lebih dari 64 Kb dna data tidak lebih dari 64 K.
5.      Model Large
Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk program dan data lebih dari 64 K.
6.      Model Huge
Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk menyimpan satu jenis data.

C.    Tipe data
Borland C++ memiliki 7 tipe dasar yaitu seperti pada table dibawah ini:
Tipe Data
Ukuran Memori
Jangkauan Nilai
Jumlah Digit
Char
1 Byte
-128 s.d 127

Int
2 Byte
-32768 s.d 32767

Short
2 Byte
-32768 s.d 32767

Long
4 Byte
-2,147,435,648 s.d 2,147,435,647

Float
4 Byte
3.4x10-38 s.d  3.4x10+38
5-7
Double
8 Byte
1.7x10-308 s.d 1.7x10+308
15-16
Long Double
10 Byte
3.4x10-4932 s.d 1.1x10+4932
19
Tipe data tambahan, yang dimiliki oleh Borland C++ adalah Unsigned digunakan bila data yang digunakan hanya data yang positif saja. Lihat pada table berikut ini :
Tipe Data
Jumlah Memori
Jangkauan Nilai
Unsigned Integer
2 Byte
0-65535
Unsigned Character
1 Byte
0-255
Unsigned Lond Integer
4 Byte
0-4,294,967,295

D.    Konstanta
Konstanta adalah suatau nilai yang sifatnya tetap. Secra garis besar konstanta dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.      Konstanta Bilangan
Konstanta bilangan dibagi menjadi tiga kelompok antara lain :
a.       Konstanta bilangan bulat
Konstanta bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mengandung titik decimal.
Contoh : 1, 2, 3, 100
b.      Konstanta desimal berprestasi tunggal (Floating Point)
Konstanta Floating Point mempunyai bentuk penulisan yaitu :
®    Bentuk desimal
Contoh : 5.57
®    Bentuk eksponensial/Bilangan berpangkat
Contoh : 4.22e3 => 4.22
c.       Konstanta Desimal Berprestasi Ganda (Double Precision)
Konstanta Double Precision, pada prinsipnya sama seperti konstanta Floating Point, tetapi konstanta Double Precision mempunyai daya tampung data lebih besar.
2.      Konstanta Teks
Konstanta teks dibagi dua kelompok antara lain :
a.       Data Karakter (character)
Data karakter hanya terdiri dari sebuah karakter saja yang diapit oleh tanda kutip tunggal ( ‘ ). Data karakter dapat berbentuk abjad, angka atau notasi atau symbol.
Contoh : ‘Y’ ‘y’ ‘&’ dan lain-lain
b.      Data Teks (String)
Data String merupakan rangkaian dari beberapa karakter yang diapait oleh tanda kutip ganda (“).
Contoh : “Virusland”, “Jakarta”, “Y” dan lain-lain.
Ø  Deklarasi Konstanta
Bentuk deklarasi konstanta diawali dengan reserved word const. bentuk penulisannya sebagai berikut :
Const tipe­_data nama_konstanta = nilia konstanta          
              Contoh : const int x = 89;

E.     Variabel
Variable adalah suatu tempat menampung data atau konstanta dimemori yang mempunyai nilai atau data yang dapat berubah-ubah selama proses program.
Dalam pemberian nama variable, mempunyai ketentuan-ketentuan antara lain :
v  Tidak boleh ada spasi dan dapat menggunakan tanda garis bawah ( _ )  sebagai penghubung.
Contoh : gaji_bersih
v  Tidak boleh diawali oleh angka dan menggunakan operator aritmatika.
Variable dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1.      Variable Numerik
Variable numeric ini dibagi menjadi 3 macam :
§  Bilangan Bulat
§  Bilangan Desimal Berprestasi Tunggal atau Floating Point
§  Bilangan decimal Berprestasi Ganda atau Double Precision
2.      Variable Text
§  Character (karakter tunggal)
§  String (untuk Rangkaian Karakter)
Ø Deklarasi Variabel
Deklarasi variable adalah proses memperkenalkan variable kepada Borland C++ dan pendeklarasian tersebut bersifat mutlak karena jika tidak diperkenalkan terlebih dahulu maka Borland C++ tidak menerima variable tersebut.
Deklarasi Variabel ini meliputi tipe variable, seperti : integer atau character dan nama variable itu sendiri setiap kali pendeklarasian variable haris diakhiri oleh tanda titik koma ( ; ).
Berikut adalah macam-macam tipe variable :
Tipe Variabel
Simbol Deklarasi
Integer
Int
Floating Point
Float
Double Precision
Double
Karakter
Char
Unsigned Integer
unsigned int
Unsigned Character
unsigned char
Long Integer
long int`
Unsigned Long Integer
unsigned long int
 Bentuk penulisannya :
Tipe data nama variable;
       Contoh deklarasi :
       char nama_mahasiswa;
       char grade;
       float` rata_rata;
       int nilai;
      
F.     Perintah Keluaran
Perintah standar output yang disediakan oleh Borland C++ diantaranya adalah :
1.      Printf ()
Fungsi printf () merupakan fungsi keluaran yang paling umum digunakan untuk menampilkan informasi kelayar.
Bentuk penulisannya sebagai berikut :
printf (“string-kontrol”, argument-1, argument-2,…);
string-kontrol dapat berupa keterangan yang akan ditampilkan pada layar beserta penentu format. Penentu format dipakai untuk memberi tahu compiler mengenai jenis data yang dipakai dan akan ditampilkan. Argument ini dapat berupa variable, konstanta dan ungkapan. Berikut ini adalah table penentu format printf ()
Tipe data
Penentu Format untuk printf( )
Integer
%d
Floating Point
        Bentuk Desimal
        Bentuk Baerpangkat
        Bentuk Desimal dan Berpangkat

%f
%e
%g
Double Precision
%1f
Character
%c
String
%s
Unsigned Integer
%u
Long Integer
%1d
Long Unsigned Integer
%1u
Unsigned Hexadecimal Integer
%x
Unsigned Octal Integer
%o
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      int a = 7;
      char b = ‘G’;
      clrscr ();
      printf (“%c Merupakan Abjad Yang Ke- %d”, b,a);
}

a.       Penggunaaan Penentu Lebar Field
Bila ingin mencetak atau menampilkan data yang bertipe data float atau pecahan, tampilan yang tampak biasanya kurang bagus. Hal tersebut dapat diatur lebar field-nya dan jumlah desimal yang ingin dicetak. Berikut bentuk penulisannya :
                        %a.bf
 

Lebar Field              Jumlah Desimal
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      float a = 7.50, b = 243.21;
      clrscr ();
      printf (“Bilangan A = %4.1f \n”, a);
      printf (“Bilanagn B = %4.1f”, b);
}
b.      Pengunaan Escape Sequences
Escape Sequences merupakan suatu karakter khusus yang menggunakan notasi “\” (back slash” jika karakter terdapat notasi “\” ini sebagai karakter “escape” (menghindar). Beberapa Escape Sequences lainnya antara lain :

Escape Sequences
Pengertian
\b
Backspace
\f
Formfeed (pindah Halaman)
\n
NewLine (baris baru)
\r
Carriage Return
\t
Tab (default = 7 karakter)
\’
Tanda kutip tunggal ( ‘ )
\”
Tanda kutip ganda ( “ )
\\
Backslash
\xaa
Kode ASCII dalam hexadecimal.
(aa menunjukkan angka ASCII ybs)
\aaa
Kode ASCII dalam octal.
(aaa menunjukkan angka ASCII ybs)
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      float a = 7.50, b = 443.21, c = 3.21;
      float d = 17.50, e = 47.41, f = 3.1;
      clrscr ();
      printf (“%8.2f\t %8.2f\t %8.2f “, a, b, c);
      printf (“\n%8.2f\t %8.2f\t %8.2f  “, d, e, f);
}
2.      puts()
perintah puts() sebenarnya sama dengan printf() yaitu digunakan untuk mencetak string ke layar. puts() berasal dari kata PUT STRING. Perbedaan printf() dengan puts() adalah :
printf()
puts()
Harus menentukan tipe data untuk data string yaitu %s
Tidah perlu penentu tipe data string, karena fungsi ini khusus untuk data string.
Untuk mencetak pindah baris, memerlukan notasi ‘\n’
Untuk mencetak pindah baris tidak perlu notasi ‘\n’, karena sudah diberikan secara otomatis.
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      char a [4] = “BSI”;
      clrscr ();
      puts (“Saya Kuliah di. “);
      puts (a);
}
3.      putchar()
perintah putchar() digunakan untuk menampilkan sebuah karakter ke layar. Penampilan karakter tidak diakhiri dengan pindah baris.
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      clrscr();
      putchar (‘ B ‘);
      putchar (‘ S ‘);
      putchar (‘ I ‘);
}
4.      cout()
fungsi cout() merupakan sebuah objek didalam C++ digunakan untuk menampilkan suatu data kelayar. Untuk menggunakan fungsi cout() ini, harus menyertakan file header iostream.h
contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{
                  float a, b, c;
                  a = 7.5; b=8.4; c=0;
                  clrscr();
                  cout<<”Masukkan Nilai A : “<<a;
                  cout<<”Masukkan Nilai B : “<<b;
                  c = a + b;
                  cout<<”Masukkan Nilai C : “<<c;
                  getch();
}
5.      Fungsi Manipulator
Manipulator pada umumnya digunakan untuk mengatur tampilan layar, untuk menggunkan manipulator ini file header yang harus disertakan file header iomanip.h. ada beberapa fungsi manipulator yang disediakan oleh Borland C++, antara lain :
a.       endl
endl merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk menyisipkan karakter NewLine atau mengatur pindah baris. Fungsi ini sangat berguna untuk piranti keluaran berupa file di disk. File header yang harus disertakan file header iostream.h.
contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{
      float a, b, c;
                  a = 7.5; b=8.4; c=0;
                  clrscr();
                  cout<<”Masukkan Nilai A : “<<a<<endl;
                  cout<<”Masukkan Nilai B : “<<b<<endl;
                  c = a + b;
                  cout<<”Masukkan Nilai C : “<<c<<endl;
                  getch();
}
b.      ends
ends merupakan suatu fungsi manipulator yang digunkan untuk menambahkan karakter null (nilai ASCII NOL) kederetan suatu karakter. Fungsi ini akan berguna untuk mengirim sejumlah karakter ke file didisk atau modem dan mengakhirinya dengan karakter NULL. File header yang harus disertakan file header iostream.h.
contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{
      int a, b, c, d;
      clrscr();
      a=6;
      b=5;
      c=a % b;
      d=a * b;
      cout<<”Hasil dari C = A % B adalah “<<c<<ends;
      cout<<”Hasil dari D = A * B adalah “<<d<<ends;
      getch();
}
c.       dec, oct, dan hex
dec, oct dan hex merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk konversi data dalam decimal, octal dan hexadecimal. File header yang harus disertkan file header iomanip.h.
contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
void main ()
{
      int nilai = 10;
      clrscr();
      cout<<”Nilai = “<<nilai<<endl;
      cout<<”Nilai ke Oktal = “<<okt<<nilai<<endl;
      cout<<”Nilai ke Hexadesimal = “<<hex<<nilai<<endl;
      cout<<”Nilai ke Desimal = “<<dec<<nilai<<endl;
      getch();
}
d.      setprecision()
setprecision() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunkan untuk mengatur jumlah digit decimal yang ingin ditampilkan. File header yang harus disertakan file header iomanip.h.
contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
void main ()
{
      float a, b, c;
      a = 25.77;
      b = 23.45;
      clrscr();
      cout<<setiosflags(ios: : fixed);
      cout<< setprecision (1)<<c<<endl;
      cout<< setprecision (2)<<c<<endl;
      cout<< setprecision (3)<<c<<endl;
      cout<< setprecision (4)<<c<<endl;
      cout<< setprecision (5)<<c<<endl;
      getch();
}
e.       setbase()
setbase() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk konversi bilangan octal, Desimal dan Hexadesimal. File header yang harus disertakan file header iomanip.h. bentuk penulisannya :
setbase(base bilangan);
base bilangan merupakan base dari masing-masing bilangan, yaitu :
·          octal = basis 8
·         Decimal = basis 10
·         Hexadecimal = basis 16
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
      int a = 250;
      clrscr();
      cout<<”Penggunaan Manipulator setbase () “<<”\n\n”;
      cout<<”Decimal               octal    Hexadesimal”<<endl;
      cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -“<<”\n”;
      for(a=250; a<=260; a++)
      {
             cout<<setbase (10)<<a<<”                “;
             cout<<setbase (8)<<a<<”                  “;
             cout<<setbase (16)<<a<<endl;
      }
      getch();
}
f.       setw()
setw() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk mengatur lebar tampilan layar dari suatu nilai variable. Header yang harus disertakan file header iomanip.h. bentuk penulisannya :
setw (int n);
n = nilai lebar tampilan data, integer.
Contoh :
 #include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
      int a;
      clrscr();
      cout<<”Penggunaan Manipulator setw () “<<”\n\n”;
      cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -“<<”\n”;
      for(a=1; a<=15; a++)
      {
             cout<<setw(a)<<a<<endl;
      }
      cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -“<<”\n”;
      getche();
}
g.      setfill()
setfill() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk menampilkan suatu karakter yang diletakkan didepan nilai yang diatur oleh fungsi setw(). File header yang harus disertakan file header iomanip.h. bentuk penulisannya :
setfill (character);
contoh :
//à penggunaan setfill dan setw()
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
main ()
{
      Int a;
      clrscr();
      cout<<”Penggunaan Manipulator setfill () “<<”\n\n”;
      cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -“<<”\n”;
      for(a=1; a<=15; a++)
      {
             cout<<setfill ( ‘ – ‘ );
             cout<<setw (a)<<a<<endl;
      }
             getche();
}
h.      setiosflags()
Fungsi setiosflags() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk mengatur sejumlah format keluaran data. Fungsi ini biasa pada fungsi coun(), file header yang harus disertakan file header iomanip.h. ada beberapa format keluaran untuk fungsi setiosflags()
, antara lain:
1)      Tanda Format Perataan Kiri dan Kanan
Terdapat dua buat tanda format yang digunakan untuk perataan kiri dan kanan, pengaturan terhadap lebar variable untuk perataan kiri dan kanan ini melalui fungsi setw()
·         ios : : left digunakan untuk mengatur perataan sebelah kiri
·         ios : : right digunakan untuk mengatur perataan sebalah kanan
contoh :
//tanda format ios : : left dan ios : : right
             #include <stdio.h>
             #include <conio.h>
             #include <iostream.h>
             #include <iomanip.h>
             main ()
             {
                    int a = 75, b = 56;
                    clrscr ();
                    cout<<”Penggunaan ios : : left dan ios : : right\n\n”;
                    cout<<”Rata Sebelah Kiri = “;
                    cout<<setiosflags (ios : : left)<<setw(10)<<a;
                    cout<<setiosflags (ios : : left)<<setw(10)<<b;
                    cout<<endl;
                    cout<<”Rata Sebelah Kanan = “;
                    cout<<setiosflags (ios : : right)<<setw(10)<<a;
                    cout<<setiosflags (ios : : right)<<setw(10)<<b;
                    getche();
             }
2)      tanda format  yang digunakn untuk keluaran Notasi, yaitu :
·  ios : : scientific digunakan untuk mengatur keluaran dalam bentuk notasi eksponensial.
·  ios : : fixed digunakan untuk mengatur keluaran dalam bentuk notasi decimal.
Contoh :
             //tanda format ios : : scientific dan ios : : fixed
             #include <stdio.h>
             #include <conio.h>
             #include <iostream.h>
             #include <iomanip.h>
             main ()
             {
                    clrscr();
                    cout<<”Penggunaan ios : : scientific dan ios : : fixed\n”;
                    cout<<”\nHasil ios : : scientific dari 75.45 adalah “;
                    cout<<setiosflags (ios : : scientific)<<75.45<<endl;
                    cout<<:Hasil ios : : fixed dari 56.65 adalah “;
                    cout<<setiosflags (ios : : fixed<<56.65;
                    getch();
             }
3)      Tanda format konversi Dec, Oct, dan Hex
Terdapat tiga macam format yang digunakan untuk konversi keluaran dalam basis Desimal, Octal, dan Hexadesimal, yaitu :
·  ios : : dec digunakan untuk mengatur keluaran dalam konversi basis decimal
·  ios : : oct digunakan untuk mengatur keluaran dalam konversi basis octal
·  ios : : hex digunakan untuk mngetur keluaran dalam konversi basis hexadecimal.
Contoh :
//tanda format ios : : dec, ios : : oct, ios : : hex
             #include <stdio.h>
             #include <conio.h>
             #include <iostream.h>
             #include <iomanip.h>
             main ()
             {
                    clrscr();
                    cout<<”\n\n”;
                    cout<<”Bilangan Decimal dari 75         = “;
                    cout<<setiosflags (ios : : dec)<<75<<endl;
                    cout<<”Bilangan Oktal dari 10  = “;
                    cout<<setiosflags (ios : : oct)<<10<<endl;
                    cout<<”Bilangan Hexadecimal dari 15  = “;
                    cout<<setiosflags (ios : : hex)<<15;
                    getche();
             }
4)      Tanda Format Manipulasi Huruf Hexadecimal
Untuk keperluan memanipulasi atau mengubah huruf pada notasi hexadecimal dengan menggunakan tanda format :
·  ios : : uppercase digunakan untuk mengubah huruf pada notasi huruf hexadecimal.
Contoh :
             //tanda format ios : : uppercase
             #include <stdio.h>
             #include <conio.h>
             #include <iostream.h>
             #include <iomanip.h>
             main ()
             {
                    Int a;
                    Clrscr();
                    cout<<”Penggunaan ios : : uppercase\n”;
                    cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -\n”;
                    cout<<”Tanpa                Dengan                        \n”;
                    cout<<”Konversi                        Konversi          \n”;
                    cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -\n”;
                    for (a=1; a<=15; a++)
                                cout<<hex<<a<<endl;
                   
                   
                    for (a=1; a<=15; a++)
                    {
                                gotoxy (15, a+5);
                                cout<<setiosflags (ios : : uppercase)<<hex<<a<<endl;
                    } getche ();
             }
5)      Tanda Format Keluaran Dasar Bilangan Hexadecimal dan Octal
Untuk keperluan menampilkan dasar bilangan Hexadesimal dan Octal dengan menggunakan tanda format :
·  ios : : showbase digunakan untuk menampilkan tanda 0x (nol-x) diawali pada tampilan bilangan hexadecimal dan 0 (nol) diawali pada tampilan bilangan decimal.
Contoh :
//tanda format ios : : showbase
             #include <stdio.h>
             #include <conio.h>
             #include <iostream.h>
             #include <iomanip.h>
             main ()
             {
                    Int a;
                    Clrscr();
                    cout<<”Penggunaan ios : : showbase\n”;
                    cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - \n”;
                    cout<<”Decimal Hexadecimal   Octal   \n”;
                    cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -\n”;
                    cout<<setiosflags (ios : : showbase);
                   
                    for (a=1; a<=15; a++)
                    {
                                gotoxy (4, a+5);
                                cout<<dec<<a<<endl;
                    }
                    for (a=1; a<=15; a++)
                    {
                                gotoxy (15, a+5);
                                cout<<hex<<a<<endl;
                    }
                    for (a=1; a<=15; a++)
                    }
                                gotoxy (15, a+5);
                                cout<<oct<<a<<endl;
                    }
                    cout<<”- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -\n”;
                    getche();
             }
6)      Tanda Format Menampilkan Titik Desimal
Untuk keperluan menampilkan titik decimal dengan menggunakan tanda format :
·  ios : : showpoint digunakan untuk menampilkan titik decimal pada bilangan yang tidak mempunyai titik decimal pada tipe data float atau double.
Contoh :
//tanda format ios : : showpoint
              #include <stdio.h>
             #include <conio.h>
             #include <iostream.h>
             #include <iomanip.h>
             main ()
             {
                    double a = 78;
                    clrscr ();
                    //-> tanpa tanda format ios : : showpoint
                    cout<<”Tanpa tanda format ios : : showpoint:<<endl;
                    cout<<”variable a = “<<a<<”\n\n”;

                    //-> dengan tanda format ios : : showpoint
                    cout<<”Dengan tanda format ios : : showpoint:<<endl;
                    cout<<setiosflags (ios : : showpoint);
                    cout<<”variable a = “<<a<<endl;
                    getche ();
             }
7)      Tanda Format Menampilkan Simbol Plus (+)
Untuk keperluan menempilkan symbol Plus ( + ) pada bilangan genap dengan menggunakan tanda format :
·  ios : : showpos digunakan untuk menampilkan symbol plus (+) pada variable yang memiliki nilai bilangan positif.
Contoh :
//tanda format ios : : showpos
              #include <stdio.h>
             #include <conio.h>
             #include <iostream.h>
             #include <iomanip.h>
             main ()
             {
                    int a = 8, b= -9;
                    clrscr ();
                    cout<<”Tanpa Menggunakan ios : : showpos”<<”\n\n”;
                    cout<<”Nilai a = “<<a<<” Nilai b = “<<b<<endl;
                    cout<<”\n\n”;
                    cout<<setiosflags (ios : : showpos);
                    cout<<”Dengan Menggunakan ios : : showpos”<<”\n\n”;
                    cout<<”Nilai a = “<<a<<” Nilai b = “<<b<<endl;
                    getche ();
             }

G.    Perintah Masukan
Perintah standar input yang disediakan oleh Borland C++ diantaranya adalah :
1.      scanf()
Fungsi scanf() digunakan untuk memasukkan berbagai jenis data. Bentuk umum dari fungsi ini adalah :
scanf (“penentu format:, &nama-variabel);
symbol & merupakan pointer yang digunakan untuk menunjuk kealamat variable memori yang dituju. Berikut ini adalah penentu format scanf() :
Tipe data
Penentu Format untuk scanf ()
Integer
%d
Floating Point
        Bentuk Desimal
        Bentuk Berpangkat

%e atau %f
%e atau %f
Double Precision
%1f
Character
%c
String
%s
Unsigned Integer
%u
Long Integer
%1d
Long Unsigned Integer
%1u
Unsigned Hexadecimal Integer
%x
Unsigned Octal Integer
%o
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      Int a, b, c = 0;
      Clrscr ();
      Printf(“Masukkan Nilai A = “); scanf (“%d”, &a);
      Printf(“Masukkan Nilai B = “); scanf (“%d”, &b);

      c = a + b;

      printf(“Hasil Penjumlaham = %d”,c);
}
2.      gets()
fungsi gets() digunakan untuk memasukkan data string. Bentuk umum dari fungsi ini adalah :
gets (nama-variabel-array);
perbadaan antara scanf() dengan gets adalah :
scanf()
gets()
Tidak dapat menerima string yang mengandung spasi atau tab dan dianggap sebagai data terpisah
Dapat menerima string yang mengandung spasi atau tab dan dianggap sebagai satu kesatuan data
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      char nm1 [20];
      char nm2 [20];
      clrscr();
      puts (“Masukan nama ke-1 = ”);
      gets(nm1);
      puts (“Masukan nama ke-2 = ”);
      scanf(“%s”,&nm2);

      printf(“\n\n”);

      puts (“Senang Berkenalan Dengan Anda …”);
      puts (nm1);
      printf (“Senang Berkenalan Dengan Anda …%s”, nm1);
      puts (“Senang Berkenalan Dengan Anda …”);
      puts (nm1);
      printf(“\n\n”);

      puts (“Senang Berkenalan Dengan Anda …”);
      puts (nm2);
      printf (“Senang Berkenalan Dengan Anda …%s”, nm2);
}
3.      cin()
fungsi cin() merupakan sebuah objek didalam C++ digunakan untuk memasukkan suatu data. Untuk menggunakan fungsi cin() ini, harus menyertakan file header iostream.h.
contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{          
                  float a, b, c;
                  clrscr();
                  cout<<”Masukan Nilai A : “;
                  cin>>a;
                  cout<<”Masukan Nilai B : “;
                  cin>>b;
                  cout<<”Nilai C : “<<c<<endl;
             }
4.      getch()
Fungsi getch() dipkai untuk membaca sebuah karakter dengan sifat karakter yang dimasukkan tidak perlu diakhiri dengan menekan tombol ENTER dan kerakter yang dimasukan tidak akan ditampilkan dilayar. File header yang harus disertakan adalah conio.h.
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      char kar;

      clrscr();

      printf (“Masukan Sebuah Karakter Bebas = “);
      kar = getch ();
      printf (“\nTadi Anda Memasukan karakter %c”, kar);
      getch();
}
5.      getche()
Fungsi getche() dipakai untuk membaca sebuah karakter dengan sifat karakter yang dimasukkan tidak perlu diakhiri dengan menekan tombol ENTER dan karakter yang dimasukkan ditampikan dilayar, file header yang harus disertakan adalah conio.h.
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      char kar;
      clrscr();

      printf (“Masukan Sebuah Karakter Bebas = “);
      kar = getche ();
      printf (“\nTadi Anda Memasukan karakter %c”, kar);
      getch();
}

H.    Operator Aritmatika
Operator untuk aritmatika yang tergolong sebagai operator binary adalah :
Operator Aritmatika :
Operator
Keterangan
Contoh
*
Perkalian
4 * 5
/
Pembagian
8 / 2
%
Sisa Pembagian
5 % 2
+
Penjumlahan
7 + 2
-
Pengurangan
6 – 2

Operator yang tergolong sebagai Unary, adalah :
Operator
Keterangan
Contoh
+
Tanda Plus
-4
-
Tanda Minus
+6

Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{
      int a, b, c=0, d=0;
      clrscr();
      cout<<”Masukan Nilai A : “; cin>>a;
      cout<<”Masukan Nilai B : “; cin>>b;
     
      c = a % b;
      d = a * b;

      cout<<” Hasil dari C = A % B = “<<c<<endl;
      cout<<” Hasil dari D = A * B = “<<d<<endl;

      getch ();
}
1.      Ekspresi Aritmatika
Bentuk penulisan ekspresi aritmatika dengan pernyataan pemberi nilai. Bentuk umum :Variabel =Ekspresi aritmatika

                LValue         RValue

·        Variable dikenal dengan sebutan LValue (Left Value)
·        Ekspresi Aritmatika dikenal dengan sebutan RValue (Right Value)
·        Tanda “ = “ dikenal dengan sebagai Operator Pemberi Nilai (Assignment Operator)
LValue harus selalu berupa variable tunggal. Bila LValue bukan variable, maka akan tampil pesan kesalahan LValue required in function
RValue dapat berupa konstanta, variable lain maupun suatu ekspresi atau rumus aritmatika.
2.      Hierarki Operator Aritmatika
Didalam suatu ekspresi aritmatika, selalu menjumpai beberapa operator aritmatika yang berbeda secara bersamaan. Urutan operator aritmatika sebagi berikut ini :
Operator
Keterangan
* atau /
Tingkatan operator sama, penggunanya tergantung letak, yang didepan didahulukan
%
Sisa pembagian
+ atau -
Tingkatan operator sama, penggunanya tergantung letak, yang didepan didahulukan
Contoh 1 :
A = 8 + 2 * 3 / 6
Langkah perhitungannya :
A = 8 + 6 / 6 ó (6/6 = 1)
A = 8 + 1
A = 9

Tingkatan operator ini dapat diabaikan dengan penggunaan tanda kurung “(“dan”)”.

Contoh :
A = (8 + 2 )*3/6

Langkah perhitungannya :
A = 10 * 3 / 6
A = 30 / 6
A = 5

Contoh 2 :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{
                  int a, b;
                  clrscr();
                  a = 8 + 2 * 3 / 6;
                  b = (8+2) * 3 / 6;

                  cout<<” Hasil dari A =  “<<a<<endl;
                  cout<<” Hasil dari b =  “<<b<<endl;
                  getch ();
}
3.      Operator Pemberi Nilai Aritmatika
Notasi “ += “ ini dikenal dengan operator pemberi nilai aritmatika. Ada beberapa operator pemberi nilai aritmatika diantaranya :
Operator
Keterangan
*=
Perkalian
/=
Pembagian
%=
Sisa penbagian
+=
Penjumlahan
-=
pengurangan

4.      Operator Penambah dan Pengurang
Berikut ini adalah table operator penambah dan pengurang
Operator
Keterangan
++
Penambahan
--
Pengurangan
Contoh :
A++ atau ++A / A—atau –A
Kedua bentuk penulisan ini mempunyai arti yang berbeda.
·         Jika diletakkan didepan variable, maka proses penambahan atau pengurangan akan dilakukan sesaat sebelum atau langsung pada saat menjumpai ekspresi ini. Sehingga nilai variable tadi akan langsung berubah begitu ekspresi ini ditemukan.
·         Jika diletakkan dibelakang variable, maka proses penambahan atau pengurangan akan dilakukan setelah ekspresi ini dijumpai atau nilai variable akan tetap pada saat ekspresi ini ditemukan.
Contoh-1 :
/*Penggunaan Notasi Didepan Variabel*/
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      int a = 10, b = 5;
      clrscr ();
      printf(“Nilai A     = %d”, a);
      printf(“\nNilai ++A = %d”, ++a);
      printf(“\nNilai A = %d”, a);
      printf(“\nNilai B = %d”, b);
      printf(“\nNilai --B = %d”, --b);
      printf(“\nNilai B = %d”, b);
      getch ();
  }

Contoh-2 :
/*Penggunaan Notasi Dibelakang Variabel*/
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
      int a = 10, b = 5;
      clrscr ();
      printf(“Nilai A     = %d”, a);
      printf(“\nNilai A++ = %d”, a++);
      printf(“\nNilai A = %d”, a);
      printf(“\nNilai B = %d”, b);
      printf(“\nNilai B-- = %d”, b--);
      printf(“\nNilai B = %d”, b);
      getch ();
  }
5.      Operator Relasi
Operator relasi digunakan untuk membandingkan dua buah nilai. Hasil perbandingan operator ini menghasilkan nilai numeric 1 (True) atau 0 (False).
Operator
Keterangan
= =
Sama dengan (bukan pemberi nilai)
!=
Tidak sama dengan
> 
Lebih dari
< 
Kurang dari
>=
Lebih dari sama dengan
<=
Kurang dari sama dengan
Contoh :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{          
                  float a, b, c, d, e, f, x, y;
                  clrscr();
                  cout<<”Masukan Nilai X = “;
                  cin>>x;
                  cout<<”Masukan Nilai Y = “;
                  cin>>y;

                  a = x == y;
                  b = x != y;
                  c = x > y;
                  d = x < y;
                  e = x >= y;
                  f = x <= y;

                  cout<<endl;
                  cout<<”Hasil dari “<<x<<” == “<<y<<” = “ <<a<<endl;
                  cout<<”Hasil dari “<<x<<” != “<<y<<” = “ <<b<<endl;
                  cout<<”Hasil dari “<<x<<” > “<<y<<” = “ <<c<<endl;
                  cout<<”Hasil dari “<<x<<” < “<<y<<” = “ <<d<<endl;
                  cout<<”Hasil dari “<<x<<” >= “<<y<<” = “ <<e<<endl;
                  cout<<”Hasil dari “<<x<<” <= “<<y<<” = “ <<f<<endl;
                  getch();
}

I.       Operator Logika
Operator relsi digunakan untuk menhubungkan dua buah operasi relasi menjadi sebuah ungkapan kondisi. Hasil dari operator logika ini menghasilkn nilai numeric 1 (true) atau 0 (false).
Operator
Keterangan
&&
Operator logika AND
| |
Operator logika OR
!
Operator logika NOT
1.      Operator Logika AND
Digunakan untuk menghubungkan dua buah atau lebih ekspresi relasi, akan dianggap BENAR, bila semua ekspresi yang dihubungkan bernilai BENAR.
Contoh :
Ekspresi Relasi-1 à A + 4 < 10
Ekspresi Relasi-2 à B > 4 + 5
Ekspresi Relasi-3 à C – 3 >= 4
Penggabungan ketiga ekspresi relasi diatas menjadi :
A+4 < 10 && B > A + 5 && C – 3 >= 4
Contoh :
/* Penggunaan Operasi Logika AND */
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{
       float a, b, c, d, e, f, g, h;
       clrscr();
       cout<<”Masukan Nilai A = “; cin>>a;
       cout<<”Masukan Nilai B = “; cin>>b;
       cout<<”Masukan Nilai C = “; cin>>c;

       // Proses

       d = a + 4 < 10;
       e = b > a + 5;
       f = c – 3 >= 4;
       g = d && e && f;

       cout<<endl<<endl;
       cout<<”Program Ekspresi AND”<<endl<<endl;
       cout<<”Hasil dari d = a + 4 < 10 adalah “ <<d<<endl;
       cout<<”Hasil dari e = b > a + 5 adalah “ <<e<<endl;
       cout<<”Hasil dari f = c – 3 >= 4 adalah “ <<f;
       cout<<endl<<endl;
       cout<<”Hasil dari g = d && e && f  adalah “ <<g;
       cout<<endl;
       getch ();
   }
2.      Operator Logika OR
Operator Logika OR digunakan untuk menghubungkan dua buah atau lebih ekspresi relasi, akan dianggap BENAR, bila salah stu ekspresi relasi yang dihubungkan bernilai BENAR dan bila semua ekspresi relasi yang dihubungkan bernilai SALAH, maka akan bernilai SALAH.
Contoh :
Ekspresi Relasi-1 à A + 4 < 10
Ekspresi Relasi-2 à B > 4 + 5
Ekspresi Relasi-3 à C – 3 >= 4
Penggabungan ketiga ekspresi relasi diatas menjadi :
A+4 < 10 | | B > A + 5 | | C – 3 >= 4
Contoh :
/* Penggunaan Operasi Logika OR */
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{
       float a, b, c, d, e, f, g, h;
       clrscr();
       cout<<”Masukan Nilai A = “; cin>>a;
       cout<<”Masukan Nilai B = “; cin>>b;
       cout<<”Masukan Nilai C = “; cin>>c;

       // Proses

       d = a + 5 > 10;
       e = b > 5 + a;
       f = c – 4 <= 7;
       g = d | | e | | f;

       cout<<endl<<endl;
       cout<<”Program Ekspresi OR”<<endl<<endl;
       cout<<”Hasil dari d = a + 5 > 10 adalah “ <<d<<endl;
       cout<<”Hasil dari e = b > 5 + a adalah “ <<e<<endl;
       cout<<”Hasil dari f = c – 4 <= 7 adalah “ <<f;
       cout<<endl<<endl;
       cout<<”Hasil dari g = d | | e | | f  adalah “ <<g;
       cout<<endl;
       getch ();
   }
3.      Operator Logika NOT
Operator logika NOT akan memberikan nilai kebalikkan dari ekspresi yang disebutkan. Jika nilai yang disebutkan bernilai BENAR maka akan menghasilkan nilai SALAH, begitu pula sebaliknya.
Contoh :
 Ekspresi Relasi à A + 4 < 10
Penggunaan operator logika NOT diatas menjadi :
! (A + 4 < 10 )
Contoh :
/* Penggunaan Operasi Logika NOT */
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <iostream.h>
main ()
{
       float a, b, c;
       clrscr();
       cout<<”Masukan Nilai A = “;
       cin>>a;
      
       /* Proses*/

       b = ( a + 4 < 10 );
       c =  ! ( b )

       cout<<endl<<endl<<”Program Ekspresi NOT”<<endl;

       cout<<”Nilai A =  “ <<a<<endl;
       cout<<”Nilai b =  (a + 4 < 10 ) = “ <<b<<endl;
       cout<<”Nilai c = ! (b) =   “ <<a;
       getch ();
   }

J.      Operasi Penyeleksi Kondisi
1.      Pernyataan IF
Jika kondisi bernilai benar, maka perintah akan dikerjakan dan jika tidak memenihi syarat maka akn diabaikan”.

if (kondisi-1)
     pernyataan;




penulisan kondisi harus didalam tanda kurung dan berupa ekspresi relasi dan penulisan pernyataan dapat berupa sebuah pernyataan tunggal, pernyataan majemuk atau pernyataan kosong. Jika pemakaian if diikuti dengan pernyataan mejemuk, bentuk penulisannya sebagi berikut :
if (kondisi-1)
{
     pernyataan;
     …
}

                                                                                                                                  
a.       Pernyataan IF- ELSE
Perintah if mempunyai pengertian, “jika kondisi bernilai benar, maka perintah-1 akan dikerjakan dan jika tidak memenihi syarat maka akan mengerjakan perintah-2”. Bentuk umum dari pernyataan if :
if (kondisi-1)
     perintah-1;
else
      perintah-2;
Perintah-1 dan perintah-2 dapat berupa sebuah penyataan tunggal, pernyataan majemuk atau pernyataan kosong. Jika pemakaian if-else diikuti dengan pernyataan mejemuk, bentuk penulisannya sebagi berikut :
if (kondisi-1)
   {
       perintah-1;
       ….
    }
else
    }
       perintah-2;
       ….
    {
b.      Menentukan NESTED IF
Nested if merupakan pernyataan if berada didalam pernyataan if yang lainnya. Bentuk penulisannya Nasted if adalah:
if (syarat)
  if(syarat)
       … perintah;
  else
       … perintah;
  else
    if(syarat)
       … perintah;
    else
       … perintah;
c.       Pernyataan IF – ELSE Majemuk
Bentuk dari if-else bertimgkat sebenarnya serupa dengan nested if, keuntungan penggunaan if-else bertingkat disbanding dengan nested if adalah penggunaan bentuk penulisan yang lebih sederhana. Bentuk penulisannya adalah :
if (syarat)
  {
       … perintah;
       … perintah;
   }
else if (syarat)
   {
       … perintah;
       … perintah;
    }
  else
    {
       … perintah;
       … perintah;
     }

2.      Pernyataan switch – case
Bentuk dari switch – case merupakan pernyataan yang dirancang khusus untuk menangani pengambilab keputusan yang melibatkan sejumlah atau banyak alternative. Pernyataan switch – case ini memiliki kegunaan sama seperti if – else bertingkat, tetapi penggunaannya untuk memeriksa data yang bertipe karakter atau integer. Bentuk penulisan perintah ini sebagai berikut :
switch (ekspresi integer atau karakter )
{
      case konstanta-1 :
                 … perintah;
                 … perintah;
                 break;
      …..
      …..
      default :
                   … perintah;
                   … perintah;
}

Setiap cabang akan dijalankan jika syarat nilai konstanta tersebut dipenuhi san default akan dijalankan jika semua cabang diatasnya tidak terpenuhi. Pernyataan break menunjukan bahwa perintah siap keluar dari switch. Jika pernyataan ini tidak ada, maka program akan diteruskan kecabang-cabang yang lainnya.
3.      Operator ? :
Operator ?: disebut dengan Conditional Operator atau operator kondisi yang digunakan untuk mnyeleksi nilai untuk mendapatkan hasil dari kondisi yang diseleksi. Operator ?: ini tergolong kedalam operator ternary. Bentuk penulisannya :
Ekspresi Logika_OR ? Ekspresi : Ekspresi Kondisi


K.    Operasi Perulangan
1.      Pernyataan for
Perulangan yang pertama adalah for. Bentuk umum pernyataan for sebagai berikut:
for (inisialisasi; syarat pengulangan; pengubah nilai pecacah )
Bila pernyataan di dalam for lebih dari satu maka pernyataan tersebut harus diletakan didalam tanda kurung.
For (inisialisasi; syarat pengulangan; pengubah nilai pecacah )
{
      pernyataan / perintah;
      pernyataan / perintah;
      pernyataan / perintah;
}
Kegunaan dari masing-masing argument for diatas adalah :
·         Inisialisasi                                : merupakan bagian untuk memberikan nilai 
                                                  awal untuk variable tertentu
·         Syarat Pengulangan                : memegang control terhadap pengulangan
·         Pengubh Nilai Pencacah         : mengatur kenaikan atau penurunan nilai
                                           Pencacah

a.       Pernyataan nested – for
Pernyataan nested for adalah suatu perulangan for didalam perulangan for yang lainnya.
for (inisialisasi; syarat pengulangan; pengubah nilai pecacah )
{
    for (inisialisasi; syarat pengulangan; pengubah nilai pecacah )
    {
            pernyataan / perintah;
     }
}
Didalam penggunaan nested-for, perulangan yang di dalam terlebih dahulu dihitung hingga selesai, kemudin perulangan yang di luar diselesaikan.
b.      Perulangan Tidak Beringga
Merupakan perulangan (loop) yang tidak pernah berhenti atau mengulang terus, hal ini sering terjadi disebabkan adanya kesalahan penanganan kondisi yang di pakai untuk keluar dari loop.
2.      Pernyataan goto
Pernyataan goto merupakan instruksi untuk mengarahkan eksekusi program ke-pernyataan yang diawali dengan suatu label. Label merupakan suatu pengenal (identifier) yang diikuti dengan tanda titik dua ( : ). Bentuk pamakaian goto sebagai berikut :
goto label;
3.      Perulangan while
Bentuk  umum perulangan while, sebagai berikut :
while (syarat)
      pernyataan / perintah;
Bentuk umum perulangan while, dengan lebih dari perintah . pernyataan sebagi berikut :
while (syarat)
{
      pernyataan / perintah;
      pernyataan / perintah;
}
4.      Pernyataan do – while
Merupakan perulangan yang melaksanakan perulangan terlebih dahulu dan pengujian perulangn dilakukan dibelakang. 
do
    pernyataan / perintah;
while (syarat);

Perulangan do – while dengan lebih dari perintah/pernyataan :
do
{
    pernyataan / perintah;
    pernyataan / perintah;
}
while (syarat);
5.      Pernyataan beak
Berfungsi untuk keluar dari struktur switch. Selain itu pernyataan break berfungsi keluar dari perulangan (for, while dan do-while). Jika pernyataan break dikerjakan, maka eksekusi akan dilanjutkan ke pernyataan yang terletak sesudah akhir dari badan perulangan (loop).
6.      Pernyataan continue
Digunakan untuk mengarahkan eksekusi ke iterasi (proses) berikutnya pada loop yang sama, dengan kata lain mengembalikan proses yang sedang dilaksanakan ke-awal loop lagi, tanpa menjalankan sisa perintah dalam loop tersebut.

L.     Array
Tipe terstruktur yang terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang mempunyai tope yang sama. Variable array dalam Borland C++ dapat digolongkan menjadi tiga macam dimensi yaitu :
1.      Array berdimensi satu
Sebelum digunakan, variable array perlu dideklarasikan terlebih dahulu.
Tipe-Data Nama_variabel1[Ukuran]
Keterangan:
·         Type Data             : untuk menyatakan type data yang digunakan
·         Ukuran                  : untuk menyatakan jumlah maksimum elemen array.
a.       Mengakses Array Berdimensi Satu
Dapat diakses dengan menggunakan subscript atau indexnya :
Nama_Array[Subscript/Index]
b.      Inisialisasi Array Berdimensi Satu
Memberikan nilai awal terhadap suatu variable.
Tipe_data Nama_Array[jml_elemen] = { nilai array };
2.      Array berdimensi dua
Tipe-Data Nama_variabel1[Index-1][Index-2]
Keterangan:
·         Type Data             : untuk menyatakan type data yang digunakan
·         Index-1                 : untuk menyatakan jumlah baris.
·         Index-2                 : untuk menyatakan jumlah kolom.
a.       Mengakses Array Berdimensi Dua
Dapat diakses dengan menggunakan subscript atau indexnya :
Nama_Array[Index-1][Index-2]

a.       Inisialisasi Array Berdimensi Dua
Memberikan nilai awal terhadap suatu variable.
Tipe_data Nama_Array[jml_elemen] = { nilai array };
3.      Array Berdimensi Tiga
Tipe-Data Nama_variabel1[Index-1][Index-2][Index-3]
Keterangan :
·         Type Data             : untuk menyatakan type data yang digunakan
·         Index-1                 : untuk menyatakan jumlah baris.
·         Index-2                 : untuk menyatakan jumlah isi dari baris.
·         Index-3                 : untuk menyatakan jumlah kolom.
b.      Mengakses Array Berdimensi Tiga
Dapat diakses dengan menggunakan subscript atau indexnya :
Nama_Array[Index-1][Index-2][Index-3]

b.      Inisialisasi Array Berdimensi Tiga
Memberikan nilai awal terhadap suatu variable.
Tipe_data Nama_Array[jml_elemen] = { nilai array };

M.   Fungsi
1.      Definisi fungsi
·         Sub program di luar program utama yang mengembalikan sebuah nilai (return value) dari tipe tertentu (tipe dasar atau tipe bentukan)
·         Kegunaan fungsi:
a)      Program menjadi terstruktur sehingga mudah di pahami
b)      Menghindari penulisan kode yang berulang-ulang
2.      Struktur Fungsi

tipe_fungsi nama_fungsi(parameter1, parameter2,..)
{
                 statement fungsi;
}

Contoh:
int tambah(int x, int y)
{
       return(x+y);
}
3.      Prototipe Fungsi
Prototipe=pendeklarasian fungsi
tipe_fungsi nama_fungsi(tipe_parameter1, tipe_parameter2,..)
Contoh:
int jumlah(int a, int b);
4.      Parameter
a.       Parameter formal
Variabel yang ada pada daftar parameter dalam definisi fungsi
         
                                                  Parameter formal
int jumlah(int x, int y)
{
    return(x+y)
}
b.      Parameter aktual
c.       Parameter yang dipakai dalam pemanggilan fungsi
main()
{
    . . .
    . . .                                                 Parameter aktual
    c=jumlah( a, b );
    . . .
}
5.      Pemanggilan parameter
a.       Pemanggilan dengan nilai (call by value)
Nilai dari parameter aktual akan disalin ke parameter formal
b.      Pemanggilan dengan referensi (call by reference)
Upaya untuk melewatkan alamat dari suatu variabel ke dalam fungsi.
6.      Variabel
a.       Variabel Lokal & Global
·         Variabel lokal=variabel yang dideklarasikan dalam fungsi
·         Variabel global=variabel yang dideklarasikan di luar fungsi
Contoh penggunaan variabel lokal dan global
/*----------------------*/
/* Variabel Lokal */
/*--------------------*/
#include <conio.h>
#include <stdio.h>
#include <iostream.h>
lokal();
main ()
{
           int a = 15;
           Clrscr ();
           cout<<”Pemanggilan Variabel Lokal”<<endl;
           cout<<”\nNilai didalam fungsi main () = : “<<a;
           lokal();
           cout<<”\nNilai didalam fungsi main () = : “<<a;
           getch();
}

lokal()
{
           Int a = 10;
           Cout<<”\nNilai a didalam fungsi lokal () = : “<<a;

b.      Variabel Static
Variabel yang nilainya tetap dipertahankan walaupun proses telah kelaur dari bloknya. Contoh Penggunaan Varabel Static
/*-------------------------------------*/
/* Penggunaan Variabel statis */
/*-------------------------------------*/
#include <conio.h>
#include <stdio.h>
#include <iostream.h>
walah(); //à prototype fungsi walah
main ()
{
        int k = 5;
        clrscr ();
        walah ();
        walah();
        cout<<”\nNilai K didalam fungsi main () = “<<k;
        getch();
}
walah()
{
        static int k; //à deklarasi veriabel statis k +=4;
        cout<<”\nNilai K didalam fungsi () = “<<k;
}

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls